Manusia Pemikir Dan Penggerak

Manusia Pemikir Dan Penggerak

Yang dimaksud dengan "manusia pemikir dan penggerak" adalah sosok pribadi pendobrak revolusioner yang tak pernah berhenti bergerak mengikuti derap langkah yang selalu mengikat seluruh dunia dalam satu sistem. Orang-orang inilah yang setelah selama berabad-abad sebelumnya sempat nyaris roboh, mampu kembali melakukan gerakan untuk membangun spiritualitas dan moral umat serta kembali melakukan interpretasi atas nilai sejarah kita. Merekalah yang mampu mendayagunakan kekuatan tekad dan logika baik dalam pemikiran maupun dalam pergerakan. Merekalah orang-orang yang mewarnai jiwa dan moralitas kita dengan pelbagai warna yang memang pantas untuk kita.

Manusia pemikir dan penggerak adalah mereka yang selalu berada di atas jalan kedamaian, dari kedalaman perasaan hingga ketajaman pemikiran, yang terbentang pada setiap tahapannya dan terus berlanjut pada kehidupan nyata. Mereka selalu menjaga sistem dan keteraturan serta selalu sibuk dengan upaya rekonstruksi dan pembangunan masyarakat. Merekalah para Waliy al-Haqq al-Ladunni (soldiers of Truth) yang menyiapkan para pemimpin spiritualitas, para arsitek pemikiran, dan para penggiat pemikiran.

Mereka tidak suka menggunakan kekuatan fisik atau pun mengerahkan kekuatan bersenjata ketika mereka ingin menaklukkan suatu negeri. Mereka selalu meniupkan semangat pembangunan ke sekeliling mereka sembari terus membimbing siapapun yang ingin membangun kembali segala hal yang telah runtuh. Merekalah para pemimpin menuju kebenaran yang memiliki kerinduan dan rasa syukur yang tinggi kepada Allah. Mereka mampu menyinergikan antara cita-cita mereka dengan kehendak sang Mahamutlak, sehingga mereka pun selalu berhasil mengubah kemelaratan menjadi kekayaan dan mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Mereka tidak pernah melakukan pemaksaan terhadap siapapun karena mereka mampu menggunakan kekuatan yang mereka miliki hanya untuk hal-hal yang patut sambil terus menganjurkan pihak manapun yang memiliki kekuatan agar selalu ikhlas dan menjaga ketulusan. Itulah sebabnya ketika Anda mengira bahwa mereka telah kalah, Anda tidak perlu kaget jika kemudian Anda menemukan mereka berhasil meraih kemenangan di tempat lain.

Dengan segala keistimewaan yang mereka miliki, terkadang Anda melihat sosok manusia pemikir dan penggerak ini dalam wujud seorang warga negara yang berbakti kepada negara, seorang aktivis yang memiliki pemikiran cemerlang, seorang ilmuwan yang brilian, seorang seniman ulung yang kreatif, seorang negarawan, atau satu pribadi yang mampu menghimpun sekian banyak kelebihan. Akhir-akhir ini kita dapat menemukan begitu banyak ilmuwan dan aktivis yang memiliki salah satu di antara beberapa sifat yang kita bicarakan di atas. Di antara mereka ada orang-orang yang pemikirannya mendahului perbuatannya. Di antara mereka ada orang-orang yang pemikirannya seiring dengan perbuatannya. Dan di antara mereka ada orang-orang yang perbuatannya saja yang terlihat sementara pemikirannya tetap mereka simpan dalam hati.

Mereka adalah orang-orang yang selalu istikamah dalam menyebarkan cahaya kebenaran. Sebagai contoh dapat saya sebutkan tokoh-tokoh seperti Ahmed Hilmi Filibe Plovdiv, Mustafa Sabri Bey, Ferit Kam, Muhammed Hamdi Yazir, Said Nursi, Suleyman Efendi, Ahmed Naim, Mehmed Akif, dan Necip Fazil. Tapi tentu bukan di sini tempatnya bagi saya untuk menyebutkan riwayat hidup mereka satu persatu secara lengkap. Oleh sebab itu saya hanya akan membahas secara sekilas sebagai berikut.

Ahmed Hilmi Filibe (1865-1914)

Ahmed Hilmi Filibe dilahirkan di kota Plovdiv, Bulgaria dari seorang ayah yang memiliki jabatan sebagai duta besar Turki. Dia memulai perkenalannya dengan ilmu pengetahuan dan dunia luas melalui studinya di Galatasaray Lycee (Mekteb-i Sultani). Seusai studi, Ahmad Hilmi menetap di Izmir dan kemudian bekerja di Beirut, Lebanon. Di kota inilah Ahmad Hilmi bergabung dengan organisasi "Turkiya Fatah" yang berujung pada dijatuhkannya hukuman pengasingan terhadap dirinya di kota Fizan.

Setelah ditetapkannya undang-undang baru Turki (al-Masyrûthiyyah), barulah Ahmad Hilmi diizinkan kembali ke Turki. Pada saat itu, ia bergabung dengan organisasi Ittihad-i Islam (the Union of Islam) dan menerbitkan majalah dengan nama sama yang berisi ide-ide organisasi Islam ini. Tidak lama setelah menerbitkan majalah, Ahmad Hilmi juga menerbitkan sebuah harian bernama "Hikmet" yang sengaja dirilis untuk melawan pemikiran organisasi Ittihad ve Terakki Cemiyeti (Committee of Union and Progress).

Selain menerbitkan dua media massa itu, Ahmad Hilmi juga menerbitkan beberapa majalah dan harian lainnya. Di sela-sela kegiatannya dalam organisasi masyarakat, Ahmad Hilmi pernah pula menjabat sebagai Guru Besar ilmu filsafat di Universitas Darulfunun. Hidup Ahmad Hilmi berakhir tragis, karena diduga kuat kelompok Freemason meracuninya hingga tewas. Masih banyak tulisan tokoh pemikir dan aktivis pergerakan ini yang harus kita pelajari.

Ferit Kam (1864-1944)

Ferit Kam adalah seorang pemikir yang piawai menyampaikan buah pikirannya dengan tutur bahasa yang indah. Dia dikenal sebagai salah seorang ulama yang berhasil membuka mata masyarakat Istambul untuk melihat kehidupan islami secara lebih baik. Berikut ini adalah riwayat singkat hidupnya:

Ferit Kam adalah seorang Guru Besar bahasa Prancis yang mengetahui banyak tentang filsafat hingga membuatnya sempat gelisah terhadap kehidupannya sampai akhirnya dia menemukan tawasuf sebagai pelipur lara batinnya. Sejak mendalami tasawuf, Ferit Kam tampil sebagai sosok pemikir tangguh yang dihormati semua kalangan.

Ferit Kam banyak menyampaikan ide dan pemikirannya lewat jurnal Sirat-i Müstakim dan Sebilürresad. Ferit Kam pernah menjabat sebagai dosen di Darulfunun dan Süleymaniye Madrasa. Dia juga pernah bergabung dengan Daru'l-Hikmeti'l Islamiye (Council of Islamic Wisdom), sebuah perhimpunan ulama Islam terkemuka di Turki.

Di sepanjang perjalanan hidupnya, Ferit Kam harus beberapa kali mengalami pengusiran dari tempat kerjanya dan berbagai bentuk tekanan lainnya. Namun dia selalu menjalani hidupnya dengan perhatian penuh terhadap kehidupan akhirat sampai akhir hayatnya, sebagai mana lazimnya seorang tokoh pemikir dan aktivis yang teguh dalam perjuangan.

Singkatnya, kehidupan Ferit Kam begitu berwarna sehingga tidak akan dapat dijelaskan hanya dalam sebuah buku. Tpai saya menyadari bahwa riwayat hidup tokoh besar ini harus diperkenalkan kepada generasi penerus kita. Itulah sebabnya, saya menganggap bahwa harus ada seseorang yang memberanikan diri untuk menulis sebuah buku berjudul "al-Wâridât" yang disusun berdasarkan tulisan dan pernyataan-pernyataan Ferit Kam.

Mustafa Sabri Bey (1869-1954)

Tokoh yang satu ini layak disebut sebagai putera terbaik Antolia.[1] Dialah tokoh pejuang yang benar-benar memiliki segala hal yang tercakup dalam pengertian kata "pejuang". Tokoh yang pantas disebut sebagai "Syaikh al-Islâm" ini adalah seorang pejuang, aktivis, dan guru yang sekaligus menjabat sebagai kepala Perpustakaan Istana, anggota legislatif yang menjadi wakil rakyat di parlemen, dan sekaligus pemimpin redaksi di jurnal " Beyanu'l Hak". Selain itu, Mustafa juga adalah anggota Hürriyet ve Itilaf Firkasi (Independence and Union Party) sampai kepergiannya dari Turki pada saat terjadinya peristiwa Babiali yang telah kita ketahui bersama.[2]

Sejak meninggalkan Turki, Mustafa banyak berkiprah dalam gerakan Islam di pelbagai negara berpenduduk muslim sambil menunggu "badai" yang melanda Republik Turki mereda. Setelah kondisi di Turki membaik, barulah tokoh besar ini kembali ke negara ini untuk melanjutkan perjuangannya.

Di sepanjang hidupnya, Mustafa Sabri Bey selalu siap berkhidmat pada tanah airnya. Dia pernah bergabung dengan Daru'l Hikmeti'l Islamiye dan kemudian diangkat sebagai Syaikh al-Islâm. Pada tahun 1922, Mustafa untuk terakhir kalinya meninggalkan Turki untuk mengunjungi negara Rumania, Iskece (Yunani), dan Mesir hingga akhirnya wafat pada tahun 1954.

Kehidupan Mustafa Sabri Bey berisi perjuangan berat yang tiada henti. Sungguh sebuah kehidupan yang penuh berkah bagi seorang putera Turki yang berjasa kepada negerinya, meski dipenuhi dengan berbagai dinamika perjuangan yang getir dan terlalu panjang dan penuh warna hingga –menurut saya- akan dapat menjadi topik bahasan beberapa disertasi bagi siapapun yang ingin menuliskan riwayatnya.

Babanzade Ahmed Naim (1872-1934)

Tokoh besar ini dilahirkan di kota Baghdad dari ayah yang merupakan seorang bangsawan Turki Ottoman. Itulah sebabnya, sebagaimana banyak bangsawan lainnya, meski Ahmed Naim lahir di Baghdad, namun pengetahuaannya tentang Istambul dan Turki amatlah baik.

Babanzade Ahmed Naim dikenal sebagai sosok pribadi yang berwawasan luas dan sangat kaya dengan pemikiran serta ide-ide brilian. Dia pernah mengenyam pendidikan di Galatasaray Lycee (Mekteb-i Sultani) dan Mülkiye School (School for Civil Service) untuk mendalami ilmu pemerintahan dan politik. Ahmed Naim kemudian ditunjuk sebagai penerjemah di Kementerian Luar Negeri Turki dan sekaligus diangkat menjadi Direktur Bidang Pendidikan di Kementerian Pendidikan. Selain menjadi pengawai pemerintah, Ahmed Naim juga mengajar terjemah dan sastra di Fakultas Adab Universitas Darulfunun, bahkan ia sempat menjadi dekan di fakultas tersebut.

Singkatnya, saya ingin menyatakan bahwa Ahmed Naim adalah salah satu tokoh penting yang telah ikut membentuk masyarakat Turki baik dari segi intelektual maupun spiritual. Ketika tokoh besar ini wafat, dia telah meninggalkan banyak warisan berupa ilmu dan pengetahuan bagi generasi mendatang.

Mehmed Akif Ersoy (1873-1936)

Mehmed Akif adalah salah satu putera terbaik Turki yang sangat kaya akan ilmu pengetahuan. Telah begitu banyak buku yang ditulis secara khusus untuk menjelaskan riwayat hidupnya, sebagaimana banyak pula penceramah yang selalu mengutip kata-katanya. Bahkan saya mendengar bahwa sebuah buku sedang disusun yang berisi keterangan tentang kualitas keimanannya, cintanya pada Allah, kondisi emosionalnya, pergerakan yang dilakukannya, dan pemikirannya.

Mehmed Akif adalah satu di antara sedikit cendekiawan Turki yang pernah menjelajahi seluruh kawasan Turki, wilayah bekas kekuasaan Ottoman di Eropa (Rumeli), dan semenanjung Arab. Di setiap kota yang disinggahinya, dia selalu menyampaikan suaranya tentang sebuah bangsa besar yang kurang beruntung melalui puisi-puisinya. Dialah satu di antara sangat sedikit tokoh yang mampu terus bertahan di tengah kehidupan yang keras.

Mehmed Akif dikenal sebagai pribadi yang ikhlas dan tulus di sepanjang hidupnya. Dia pernah menjadi dokter hewan, penilik, dosen sastra di Universitas Darulfunun, dan aktivis di organisasi "Sirat-i Müstakim" yang dilanjutkan di "Daru'l-Hikmeti'l-Islamiye". Selain itu, banyak ceramah dan orasi yang disampaikan Mehmed Akif pada saat perang kemerdekaan tengah berkecamuk.[3]

Tokoh yang sangat vokal ini menjalani hidupnya dengan tingkat kezuhudan yang sangat tinggi seperti yang dulu dilakukan para sahabat Rasulullah. Bahkan ketika ajalnya tiba, Mehmed Akif wafat dalam keadaan miskin. Sepeninggalnya, tinggallah kini para akademisi dituntut untuk meneliti pemikiran dan karakter pergerakan yang diwariskan Mehmed Akif agar kita dapat selalu ingat untuk berterima kasih kepadanya hingga kapan pun.

Elmalili Muhammed Hamdi Yazir (1878 - 1942)

Muhammed Hamdi Yazir adalah seorang tokoh yang sangat terkenal dan disegani di seluruh dunia. Setelah menamatkan pendidikan tingkat dasar di Elmali yang terletak di pelosok Turki, Muhammed Hamdi langsung merantau ke kota Istambul untuk "menyempurnakan catatan" studinya. Istilah "menyempurnakan catatan" (ikmâl al-nusakh) memang lazim digunakan sebagai sebuah istilah dalam dunia pendidikan Turki untuk menyebut orang-orang yang melanjutkan pendidikan di kota besar.

Muhammed Hamdi Yazir menimba ilmu dari beberapa syaikh yang dilanjutkan dengan belajar teologi di "Imtihân al-Ru'ûs" dan " Mekteb-i Nuvvab", lalu menjadi guru di "Medresetu'l Vaizin". Setelah terjadinya perubahan Undang-undang, Muhammed Hamdi Yazir menjabat sebagai anggota badan legislatif. Pada saat itulah dia ikut menandatangani fatwa yang membolehkan negara mencabut tahta Sultan Abdul Hamid II sebagai sebuah bentuk kesalahan dalam berijtihad.

Muhammed Hamdi Yazir pernah menjadi anggota Daru'l-Hikmeti'l-Islamiye, Menteri Urusan Wakaf, dan kemudian mengalami tekanan pada masa pemberontakan. Tak lama setelah berakhirnya masa-masa sulit itu, Muhammed Hamdi mengasingkan diri dari masyarakat dan menyusun sebuah buku tafsir terkenal. Demikianlah perjalanan hidup Muhammed Hamdi Yazir secara singkat.

Singkatnya, al-'Allâmah Hamdi Yazir adalah seorang ulama terkemuka yang harus kita suri teladani perjalanan hidupnya, untuk mengambangkan kehidupan inteleklual dan pergerakan kita.

Necip Fazil Kisakürek (1905-1983)

Nenek moyang Necip Fazil berasal dari daerah Maras yang merupakan kawasan maju di Anatolia. Tapi Najib tumbuh besar di bawah atmosfer pendidikan Istambul dengan segala gaya sastra kota itu. Di kota itulah Najib dilahirkan, tumbuh dewasa, hingga akhirnya wafat.

Adalah lembaga pendidikan The American College dan Sekolah Kelautan (Naval School) yang menjadi "tanah" tempat bertumbuhnya potensi yang dimiliki Necip Fazil. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, Najib kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Filsafat Universitas Darulfunun yang dilanjutkan lagi di Universitas Sorbonne, Paris yang menjadi jendela baginya untuk melihat dunia barat. Seusai kuliah, Najib sempat menjadi penyelia di sebuah bank, tapi dia merasa pekerjaan itu tidak jauh berbeda dengan pedagang keliling hingga dia pun keluar dari tempatnya bekerja.

Tempat pertama yang mengembuskan semangat berkesenian dalam diri Necip Fazil adalah Konservator Negara (State Conservatoire), sebuah lembaga musik resmi miliki pemerintah yang menjadi tempat pengembangan kesenian, baik bagi mereka yang berbakat maupun tidak. Selain di tempat ini, Necip Fazil juga berkesenian di Akademi Seni (Academy of Fine Arts).

Pada masa selanjutnya, Najib mencetuskan aliran pemikiran yang dikenal dengan sebutan Büyük Dogu (Great East) yang muncul dalam bentuk berbagai training dan pelatihan. Setiap kali kegiatannya dilarang, Najib selalu kembali merintis gerakannya itu kembali. Dan setiap kali Najib merilis gerakannya itu, pihak pemerintah selalu memberangus aksinya. Tekanan itulah yang membuat Najib selalu tabah untuk melanjutkan gerakannya di tengah segala tekanan dari pemerintah. Najiblah perintis, arsitek, dan sekaligus pemilik sah Büyük Dogu yang selalu ditindas dan diintimidasi oleh pemerintah.

Selain dikenal sebagai seniman, Necip Fazil juga dikenal sebagai salah satu maestro penulisan puisi dan prosa yang sekaligus menjadi arsitek pemikiran masa depan yang dimiliki Turki pada masa ini. Kedalamannya dalam ilmu tasawuf, keluasan wawasannya dalam metafisika, keteguhan hatinya untuk selalu setia terhadap sang Kebenaran Absolut, dan penghormatannya yang tiada terkira kepada Rasulullah s.a.w. seolah-olah telah menjadi titik-titik air yang memenuhi samudera jiwanya.

Oleh sebab itu, saya sangat berharap agar generasi muda Turki dan seluruh dunia secara umum, harus mengenal Necip Fazil ini dengan segala pemikirannya. Adapun sekelumit penjelasan tentang riwayat hidup tokoh besar ini yang saya kemukakan di sini tidak lebih dari sekedar gambaran sekedarnya yang dapat saya sampaikan agar Anda dapat melihat betapa hebatnya tokoh kita yang satu ini. Sungguh saya berharap agar suatu saat kelak akan ada sebuah lembaga khusus yang mempelajari pemikiran Necip Fazil.

Süleyman Efendi (1888 - 1959)

Süleyman Efendi memiliki leluhur yang berasal dari Silistre. Dia adalah seorang syaikh yang juga putera dari seorang syaikh. Dia kembali ke kampung halamannya sebagai seorang "guru" yang berhati tulus ikhlas setelah mencapai kematangan spiritual di Istambul. Dengan setumpuk harapan dari keluarga besarnya semenjak Süleyman masih belia, dia menjadi begitu terhormat di tanah kelahirannya dengan puluhan murid yang mengelilinginya untuk menuntut ilmu. Di tengah keluarga dan semua saudaranya, Süleyman Efendi menjalani hidupnya sambil menerawang ke masa depan yang cerah. Masa depan yang selalu mengembangkan senyum bagi siapapun yang memandangnya.

Süleyman Efendi adalah seorang pejuang yang sulit dicari bandingannya. Dalam berjuang, ia sama sekali tidak mengenal lelah. Di sepanjang hidupnya, Süleyman Efendi selalu teguh memegang ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Dia adalah seorang dai yang menyerukan pola perjuangan semesta yang meliputi segala aspek kehidupan, alih-alih perjuangan yang hanya mengandalkan kekuatan bersenjata. Dan dia melakukan semua itu di sebuah masa ketika rasionalitas dan ajaran agama terus mengalami tekanan.

Dalam berdakwah Süleyman Efendi mampu memadukan antara ajaran agama dan realitas untuk kemudian menjalinnya dalam jiwa masyarakat yang dihadapinya dengan sangat baik. Dia tak pernah berhenti berupaya untuk memuaskan hati kita dengan pengajaran tentang hakikat hidup yang disampaikannya melalui proses belajar-mengajar, pemondokan pelajar dan mahasiswa, dan rumah-rumah singgah yang didirikannya di seluruh penjuru negeri. Tidak pernah sedetikpun tokoh besar ini berhenti berjuang hingga akhir hayatnya.

Saya sama sekali tidak berani mengatakan bahwa beberapa baris kalimat atau beberapa halaman tulisan akan mampu menjelaskan kepribadian tokoh pergerakan ini secara utuh. Bahkan kalaupun beberapa jilid buku ditulis untuk tujuan itu, maka saya tetap tidak yakin semua itu dapat menjelaskan sosok Süleyman Efendi dengan sempurna. Süleyman Efendi adalah tokoh yang telah berhasil menghias seluruh Turki dari Edirne sampai Ardahan dengan ilmu dan 'irfan (pengetahuan spiritual), meski semua itu dilakukan di bawah tekanan pihak-pihak yang menentangnya.

Lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan seruan agar kita kembali berusaha melakukan terobosan seperti yang dulu telah dirintis oleh Süleyman Efendi. Kepada segenap ulama, peneliti, akademisi, dan siapapun yang ingin memperjuangkan nilai-nilai moral yang luhur, marilah kita membuka gerbang selebar-lebarnya untuk melanjutkan misi yang diemban oleh tokoh besar ini dengan segala pemikiran, pergerakan, dan falsafah pengabdiannya kepada umat.

Jika kita membayangkan tokoh-tokoh yang menerangi paruh kedua abad kedua puluh, kita pasti tidak akan melewatkan nama Nureddin Topçu. Putra Antolia yang pemikirannya sangat produktif, seorang pejuang cinta kasih, dan memiliki tekad sekokoh karang berserta segala pemikirannya yang jauh melampaui apa yang dapat kita bayangkan.

Nureddin Topçu benar-benar memiliki kecerdasan yang istimewa dan pemikiran yang mendalam. Ketekunannya dalam menuntut ilmu laksana ketabahan induk ayam menunggu saat telur yang dieraminya menetas. Ketundukan hatinya seperti terumbu karang yang tabah menghadapi gigitan binatang di sekujur tubuhnya. Nureddin Topçu adalah penyair abad ini sekaligus penulis prosa yang mumpuni yang setiap karyanya akan dibaca oleh generasi penerus dengan penuh kekaguman.

Bagaimana mungkin kita tidak berterima kasih kepada Es'ad Efendi. Bagaimana mungkin kita tidak merasa segan berdiri di hadapan Sami Efendi. Dan bagaimana mungkin kita tidak merasakan cinta, tekad yang kuat, dan hasrat untuk bergerak ketika melihat apa yang dilakukan Arvasi Hazretleri, Ali Haydar Efendi, Mehmed Zahit Kotku, Imam Alvar, Seydah Serdehl, Muhammed Rasit Efendi.

Lalu apakah mungkin kita tidak ingat pada Bediüzzaman Said Nursi, padahal dialah orang yang telah membalikkan seratus delapan puluh derajat dunia kita yang telah kafir dengan kekuatan iman, pemikiran, dan pergerakannya yang menakjubkan?!

Said Nursi telah menulis begitu banyak artikel dan buku. Begitu banyak orang yang mengutip kata-katanya. Seluruh dunia ramai membincangkannya. Dialah salah seorang tokoh yang telah membuat banyak orang berkesempatan membaca tulisannya di seluruh dunia. Sebab itu, maka saya tidak perlu memperkenalkannya lagi di sini, tapi saya rasa cukuplah jika di sini saya akan menulis sedikit dari kutipan saya atas sebuah buku karya Said Nursi.[4]

Bediüzzaman Said Nursi (1877-1960)

Said Nursi adalah panglima yang harus kita renungkan semua sumbangsihnya bagi umat dan kita perkenalkan kepada masyarakat dunia melalui penelitian yang sungguh-sungguh. Dia adalah tokoh zaman ini yang pertama kali menampilkan kualitas Dunia Islam dengan kedalaman spiritual yang tinggi dengan penggambaran yang sangat jernih dan mengena di hati.

Kita tentu tidak dapat menganggap bahwa pendekatan yang kita lakukan untuk mengetahui kepribadian dan pemikiran Said Nursi adalah sebuah pendekatan yang benar-benar tepat untuk mengenalnya dengan segala warisan dan pengaruhnya yang kuat bagi umat. Sikap lembek tentu tidak akan dapat bersijalin dengan kesungguhan luar biasa yang ditunjukkan oleh Said Nursi dengan penuh keberanian kapan pun dan di mana pun dia berada. Said Nursi benar-benar telah menjalani hidupnya sebagai sosok teguh dengan rasionalitas dan logika yang matang. Semua tindakannya dilakukan di bawah naungan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, serta diukur secara presisi berdasarkan pengalaman dan nalar yang sehat, dalam kerinduan pada Allah dan gairah untuk meraih keridhaan-Nya.

Telah begitu banyak pena para penulis yang melahirkan banyak buku, sebagaimana ada banyak lidah yang telah menuturkan sekian banyak ceramah mengenai hakikat pemikiran luhur Said Nursi. Segala hal yang meliputi kualitas, ketulusan, keikhlasan, kesucian, kerendahan hati, ketekunan, dan kezuhudan tokoh besar ini telah banyak disampaikan oleh para ulama kepada umat. Sungguh tidaklah berlebihan jika saya mengatakan bahwa setiap sifat yang kita temukan pada diri Said Nursi dalam perjuangannya menegakkan kebenaran, sebenarnya harus dijelaskan dalam satu buku khusus. Ada begitu banyak orang yang mengakui keluhuran pribadi Said Nursi, sebab mereka sendiri telah membuktikan sendiri dengan hidup di dekatnya. Sebagian besar dari murid-murid Said Nursi itu masih hidup sampai sekarang, laksana deretan buku yang dapat kita baca kapan pun kita mau.

Pada awal kehidupannya, penampilan Bediüzzaman Said Nursi tampak sebagai sosok sederhana layaknya orang kebanyakan. Hanya saja rupanya pribadinya yang agung tengah menyimpan satu bentuk kepribadian istimewa yang jarang dimiliki orang lain pada bagian sejarah yang manapun, khususnya keistimewaan pada aspek pemikiran dan tindakannya. Bagi Said Nursi, adalah sesuatu yang wajar jika dirinya selalu teguh mengayomi umat ketika mereka menghadapi pelbagai masalah kehidupan. Dengan telaten Said Nursi selalu mengajak mereka untuk membenci serta menjauhi kekufuran dan kesesatan. Dia selalu menggalang umat untuk melawan kesewenang-wenangan tanpa peduli siapapun yang melakukannya. Bahkan disebabkan keteguhannya dalam menegakkan kebenaran, sampai-sampai Said Nursi –dengan segala ketulusan hati dan kematangan pribadinya- begitu menganggap remeh kehidupan dunia dan selalu siap menyongsong kematian.

Said Nursi hidup sebagai pribadi yang sangat peka terhadap kehidupan umat. Hatinya selalu teguh menempuh jalan dakwah di bawah naungan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah yang tak pernah sedetik pun diabaikannya sambil berpegang pada rasionalitas dan logika yang sehat.

Di sepanjang hidupnya, ada dua sifat yang tidak pernah hilang dari Said Nursi, yaitu: pertama, kepribadiannya sebagai sosok yang sangat peka terhadap kondisi umat sehingga membentuknya menjadi pribadi penuh cinta yang selalu bersemangat dan sangat terhormat dalam berdakwah; kedua, kualitasnya sebagai cendekiawan ulung yang selalu seimbang dalam segala hal.

Keistimewaan itulah yang membuat Said Nursi selalu unggul dibandingkan para ulama lain yang sezaman dengannya dari segi ketajaman pikiran dan pandangan. Tentu saja, seseorang yang memiliki akal jernih akan mampu melahirkan rencana dan perencanaan yang komprehensif. Menurut hemat saya, pendekatan terhadap pemikiran Said Nursi dan dakwahnya dari sisi ini adalah langkah penting untuk memahami apa yang telah diberikan Said Nursi kepada kita di zaman ini sebagai salah satu mata rantai dari sebuah perjalanan panjang sejarah para ulama Islam.

Meski sebagian orang ada yang menyangkal atau berpura-pura lupa, namun Said Nursi tetap selalu dianggap sebagai pemikir dan penulis yang banyak berjasa bagi umat serta mengungguli para cendekiawan lain yang semasa dengannya. Itulah sebabnya Said Nursi selalu menjadi pionir dan sekaligus "penyambung lidah" bagi seluruh umat manusia. Namun dengan segala kelebihan yang dimilikinya, Said Nursi tak pernah merasa ujub atau memiliki kecenderungan untuk bersikap riya dan sombong.

Di antara kata-kata emas yang pernah dilontarkan Said Nursi berbunyi: "Popularitas adalah riya' dan madu beracun yang akan mematikan hati."

Sungguh tidaklah berlebihan jika saya katakan bahwa Said Nursi telah berhasil menjadi satu di antara sekian banyak tokoh dalam sejarah Dunia Islam khususnya dan seluruh dunia pada umumnya, di zaman sekarang ini, yang mampu menaiki titian luhur para cendekiawan tersohor yang buku-buku mereka selalu dibaca di sepanjang masa.

Setiap buku yang ditulis oleh Said Nursi adalah buah dari ketekunan dan kesungguhan yang dia lakukan demi menjelaskan suatu masalah atau problem yang dihadapi umat di zaman ini dan harus ditemukan solusinya. Dari tulisannya itulah suara Anatolia khususnya dan Dunia Islam umumnya, dapat terdengar ke seluruh dunia, sebagai suara rintihan yang mengandung keindahan dan kerinduan terhadap kebenaran.

Meski pun Said Nursi dilahirkan di sebuah dusun terpencil di sebelah timur Turki, tapi sejak belia dia sudah merasa bahwa dirinya adalah seorang putera Antolia sejati. Sebagai pemimpin putera-putera Istambul lainnya, sejak kecil Said Nursi telah ikut menghirup semua hal yang kita rasakan. Itulah yang membuatnya selalu siap mengayomi tanah tumpah darahnya kapan pun dan di mana pun dia berada dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan yang tulus.

Tanpa kenal lelah Said Nursi selalu membimbing kita yang selalu diguncang berbagai macam petaka, menuju jalan lurus yang akan "menghijaukan" kemanusiaan kita. Dia selalu mengembuskan energi untuk "bangkit dari kematian" kepada umat manusia di mana pun dia berada, di tengah zaman yang rusak dan telah menjadikan hedonisme sebagai jalan hidup yang dipegang teguh di mana-mana. Di zaman inilah tingkat kegilaan manusia nyaris mencapai puncaknya dan dunia terperosok ke dalam kehampaan dan kegelapan yang kelam.

Said Nursi berjuang dengan tulisan-tulisannya yang menyebarkan aroma semerbak keimanan dan cita-cita mulia. Sebelum kita merasakan kesulitan, Said Nursi sudah terlebih dulu merasakan kesusahan ketika harus berhadapan dengan kekufuran yang merajalela. Di sepanjang hidupnya Said Nursi selalu menyerukan betapa pentingnya upaya untuk mengalahkan segala halangan yang dihadapi umat di zaman ini. Dan bukan hanya menyeru, Nursi juga telah berjuang dengan gigih melebihi kemampuan manusia biasa.

Said Nursi adalah seorang tokoh yang sangat sadar akan segala kewajiban yang harus dilakukannya, ketika dia harus berhadapan dengan tantangan dunia yang berat. Ketika dirinya harus memikul tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan gunung Qaf, Said Nursi tetap bersikap rendah hati dan tidak pernah menonjolkan diri. Said Nursi selalu meyakini kekuasaan mutlak yang ada di tangan Allah s.w.t.

Dalam peran Said Nursi sebagai "dokter" yang sangat piawai mengobati jiwa manusia, setiap kali kita mengingatnya, kita pasti akan teringat pula pada semua penyakit yang bersemayam di dalam jiwa kita serta segala kerancuan yang melibatkan hati kita. Said Nursi telah meniupkan ke dalam hati kita perasaan rindu pada nilai-nilai luhur yang diajarkan Allah melalui seruan yang selalu menyentuh bagian terdalam dari hati kita. Said Nursi telah berhasil menunjukkan kepada kita semua betapa eratnya hubungan antara kita yang masih hidup di dunia dengan alam akhirat. Said Nursilah tokoh yang telah menuangkan berbagai macam ilmu melalui berbagai kuliah, ceramah, dan sekolah-sekolah. Said Nursi melakukan semua itu di tengah satu masa ketika umat manusia digiring ke arah kesesatan dan eksploitasi terhadap kesenian dan filsafat; ketika mereka harus berhadapan dengan proses cuci otak yang dilakukan kaum komunis, sementara semua orang yang menentang ajaran busuk itu diusir dan dijauhkan dari masyarakat. Sungguh sebuah masa kegelapan karena pilihan yang tersedia bagi masyarakat hanyalah keburukan yang disebarkan dengan iringan jargon-jargon "kemajuan" dan "modernitas". Sebuah masa ketika nihilisme menjadi semacam sihir yang tersebar di mana-mana bagai api yang membakar sekam.

Ya. Nursi adalah "dokter" yang mengobati sakit yang kita derita. Dialah sang bijak bestari, pemikir brilian, pencari solusi, dan "dokter" yang telah berhasil mendiagnosa lalu menyembuhkan penyakit yang kita derita di zaman penuh fitnah ini. Zaman ini adalah masa ketika umat manusia menderita sakit lemah pemikiran dan gangguan dalam hubungan sosial. Dia telah mengalami ratusan peristiwa mengerikan di seluruh penjuru negeri, dan dia selalu kembali pada nilai-nilai Islam dan jalan kebenaran yang terus ingin dihancurkan oleh kejahatan.

Said Nursi adalah sosok yang sejak awal kehidupannya selalu mengisi hari-harinya dengan kesungguhan, berpikir, dan mencari solusi alternatif bagi negara dan masyarakat. Ia selalu berusaha mengajari bangsa yang mulia tapi sengsara ini, serta mengajari negara yang hebat tapi lemah ini. Semua itu ia lakukan sebab Nursi melihat kegamangan massal tengah menimpa sebuah bangsa besar yang sedang terpuruk di kaki malapetaka sejak berpuluh-puluh tahun, hingga membuat mereka terperosok dalam kegelapan yang membingungkan. Sebuah bangsa yang setiap kali hendak melepaskan diri dari keterpurukan, selalu kembali mengubur diri mereka sendiri ke dalam lubang nestapa yang lebih dalam. Said Nursi melihat semua kegamangan itu serta ikut merasakannya, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk menyuarakan isi hatinya atas segala yang dilihat dan dirasakannya itu.

Sejak masa Ottoman, Said Nursi telah banyak berkelana menjelajah seluruh wilayah Turki sampai ke daerah-daerah pelosok. Baik kota besar maupun dusun terpencil nyaris tak ada yang terlewat untuk disinggahinya. Baik kawasan padak penduduk maupun daerah yang jarang dihuni manusia, semuanya disambangi Nursi. Dalam perjalanan itulah Said Nursi melihat dengan mata kepalanya sendiri betapa kebodohan telah merasuki masyarakat. Kebohonan itulah yang telah menjerumuskan mereka dalam kemelaratan yang parah serta mengonyak persatuan mereka sebagai bangsa. Semua itu tentu membuat Nursi merasa khawatir akan nasib bangsanya.

Dari apa yang dilihatnya itulah kemudian Said Nursi, sebagai seorang pemikir yang selalu sadar akan kondisi zamannya, bertekad untuk menebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat yang sedang sakit. Perhatian Nursi tercurah pada masalah kemiskinan dan perekonomian sembari mencari cara untuk menyatukan masyarakat. Said Nursi adalah orang yang selalu meniupkan semangat persatuan ke tengah kita di sepanjang masa. Pada masa-masa sulit itu, Nursi tak pernah sedetikpun mengabaikan nasib bangsa kita. Dengan suaranya yang lantang, Nursi suatu kali pernah berseru: "Semua sakit yang kita derita pasti akan semakin parah. Luka-luka yang kita alami pasti akan terus meradang dan tak tersembuhkan. Jika bukan sejak sekarang kita berusaha mengobati penyakit yang kita alami dan menyerahkan kesembuhannya pada para ahli yang mumpuni. Kita harus segara mengetahui cacat yang kita alami dalam bidang ilmu, sosial, dan pemerintahan agar kita dapat mengurai semua masalah baik fisik maupun mental. Semua itu harus kita lakukan agar kita tidak terus tertimpa berbagai tekanan yang membuat kita terperosok ke dalam jurang kegelapan yang akan meremukkan eksistensi kita serta menggoyahkan nilai-nilai yang kita pegang teguh."

Nursi melihat bahwa biang keladi segala kerusakan, baik dulu maupun sekarang, adalah kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan. Kebodohan adalah penyebab utama dari segala penyakit sosial yang akan membuat bangsa terpuruk. Tidak diragukan lagi, malapetaka terbesar yang menimpa kita, baik dulu maupun sekarang, tidak lain adalah malapetaka dalam bentuk kebodohan terhadap Allah s.w.t., melupakan Rasulullah s.a.w., memutuskan hubungan dengan ajaran agama, dan sikap menutup mata dari semua penggerak sejarah kita baik dari segi fisik maupun mental. Said Nursi telah mempersembahkan hidupnya untuk memerangi semua "kuman" mematikan ini. Baginya, tidak ada gunanya untuk terus berpangku tangan menunggu umat dapat selamat dengan sendirinya tanpa dia sendiri yang menerangi mereka dengan ilmu dan 'irfân (pengetahuan spiritual).

Selama masyarakat belum terbiasa dengan pola pikir yang sistematis, dan selama pintu pikiran mereka masih selalu terbuka untuk membiarkan pelbagai pemikiran yang salah dan sesat masuk ke dalam otak mereka, maka kebodohan akan selalu menjadi pisau yang memutuskan hubungan mereka dengan al-Qur`an yang kemudian menyebabkan terputusnya hubungan antara kandungan al-Qur`an dengan alam semesta. Ketika hubungan umat dengan al-Qur`an telah terputus, maka umat pasti akan menjadi "anak yatim" yang tersudut di pojok khayalan. Mereka tidak akan pernah mengetahui rahasia di balik entitas dan misteri di balik segala kejadian. Sebagaimana halnya al-Qur`an juga akan menjadi sia-sia dan menjadi sumber kekacauan karena dipegang oleh orang-orang bodoh, yaitu mereka yang selalu mencari segala sesuatu hanya pada aspek material tapi buta terhadap aspek immaterial.

Bukankah kebodohan yang telah membuat dunia selalu meratap dalam cengkeraman kemiskinan serta menjadikan umat manusia sebagai pengemis dari pintu ke pintu meski sebenarnya mereka memiliki banyak potensi?!

Bukankah disebabkan kebodohan dan kemiskinan kita terpaksa hidup dalam himpitan kesulitan?! Kita harus memikul hutang yang tidak akan pernah terlunaskan, sebagaimana tubuh kita juga akhirnya menjadi bungkuk karena harus terus memikul beban. Padahal di bawah tanah yang kita pijak tersimpan kekayaan yang luar biasa nilainya, dan sumber daya kita tidak terbilang banyaknya. Lantas kenapa semua itu justru dinikmati oleh orang lain?!

Semua kemalangan seperti itulah yang telah menyiksa bangsa kita sejak bertahun-tahun lamanya. Setiap buruh dan petani selalu bekerja kelelahan tanpa hasil apa-apa. Tak pernah sedikit pun mereka menikmati hasil kerja mereka. Bahkan ketika mereka mendapatkan setetes hasil keringat mereka, apa yang mereka dapat itu tidak pernah mendatangkan berkah dan kesenangan sampai akhirnya mereka lambat laun mengubur hidup-hidup diri mereka sendiri.

Disebabkan kebodohan dan perpecahan –yang sebenarnya terjadi disebabkan kebodohan itu sendiri-, umat manusia selalu hidup di bawah penindasan, keterpasungan, penjajahan, kehinaan, dan berbagai macam penyakit lainnya. Mereka akan selalu tenggelam dalam lautan darah dan harga diri mereka akan terus diinjak-injak. Ketika perpecahan terus terjadi, maka bencana dan malapetaka akan terus menggelinding liar menggilas umat manusia serta memaksa mereka masuk ke dalam jebakan keterpurukan. Ketika itu terjadi, maka kita tidak akan dapat menemukan cara untuk menyelamatkan Dunia Islam dari jurang kehancuran. Kita tidak akan pernah dapat bersatu, dan kita tidak akan pernah mampu menghadapi tantangan zaman.

Sialnya, ketika bangsa kita sedang terpuruk, muncullah orang-orang yang silau oleh peradaban fisik-material barat. Pandangan mereka menjadi rabun. Kepala mereka selalu menoleh ke barat. Merekalah orang-orang yang kemudian mencerabut umat dari ajaran agama, menyudutkan mereka dari pentas sejarah, serta menjauhkan mereka dari nilai-nilai moral. Umat akan dibuat buta terhadap syariat sehingga mereka pun mabuk dengan taklid buta yang membuat mereka gemar melakukan berbagai macam ritual yang tak memiliki landasan hukum dan nilai spiritual yang jelas. Umat akan jauh dari ilmu pengetahuan empiris, terasing dari esensi keberagamaan, dan mereka akan selalu miskin baik secara fisik maupun mental.

Menurut hemat saya, arah perjalanan umat yang telah menyimpang dari jalan kebenaran akan sangat berbahaya bagi mereka sendiri. Umat akan tertimpa malapetaka besar dan dilanda wabah penyakit yang tidak akan pernah dapat disembuhkan.

Jika kita terus berkiblat pada barat seperti yang telah saya sebutkan di atas, bisa jadi umat akan mengalami keterpurukan dalam waktu lama. Sebagaimana halnya kalau pun kita tidak mau berkiblat pada barat tapi terus tenggelam dalam kebodohan, maka kita akan menghancurkan nilai-nilai ajaran agama yang kita anut dan akan kehilangan kemampuan untuk melakukan pergerakan di seluruh dunia.

Dalam perjalanan hidupnya, Said Nursi telah sering menemukan berbagai bentuk solusi yang ditawarkan untuk menghadapi kedua kondisi tersebut di atas berikut berbagai macam keruwetan yang muncul disebabkan kekeliruan solusi yang dipilih itu, untuk kemudian dia menggunakan "pisau bedah" yang dimilikinya untuk mengobati luka yang dialami umat. Said Nursi telah sering berhasil mengoperasi berbagai penyakit yang dialami umat yang terjadi disebabkan "peradangan" yang parah.

Tanpa mengenal lelah, putera terbaik Turki ini dengan telaten terus mengulang-ulang ucapan dan kata-kata yang sama sembari memikul begitu banyak beban penyakit yang diderita umat untuk kemudian menjelaskan obat yang tepat kepada mereka. Semua itu dilakukan oleh Nursi demi menyelamatkan negara dan bangsa kita dari keterpurukan dan kehancuran. Di sepanjang hidupnya, Nursi tidak pernah sedetik pun merasa lelah untuk melakukan semua itu, semenjak semuanya berawal sampai akhirnya tokoh besar ini harus menghadap Allah s.w.t. dengan keimanan yang lurus, hati yang ikhlas, dan ucapan yang teguh.

Tentu kita sepakat bahwa menanamkan pemikiran baru di dalam pikiran umat adalah sebuah pekerjaan yang sulit karena hal itu setara dengan upaya untuk mencabut semua adat-istiadat dan tradisi yang telah diwarisi dari nenek moyang sejak zaman dahulu kala. Apalagi semua upaya itu harus diiringi dengan memberikan pemahaman kepada umat mengenai manfaat, bahaya, pemahaman, dan berbagai hal yang berhubungan dengan tradisi turun-temurun tersebut. Kita tentu maklum bahwa baik dulu maupun sekarang, masyarakat selalu cenderung untuk berpegang teguh pada warisan nenek moyang, tanpa peduli apakah tradisi yang mereka warisi itu baik atau pun buruk, hingga akhirnya kehidupan mereka –baik kehidupan secara individual maupun komunal- menjadi sangat terwarnai oleh pelbagai tradisi yang tidak jelas juntrungnya itu. Padahal ketika itu terjadi, masyarakat akan menjadi sakit ketika ada hal-hal yang tidak sejalan dengan perasaan mereka sehingga mereka pun akan menjauhi segala hal yang menyakiti perasaan mereka.

Tentu saja, perasaan masyarakat yang menjadi tolok ukur penolakan atau penerimaan mereka terhadap tradisi warisan itu ternyata keliru pada saat tertentu. Itulah sebabnya, terkadang banyak tradisi dan pemahaman salah yang mereka warisi dari nenek moyang justru diterima dengan baik oleh masyarakat luas dan bahkan selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sampai akhirnya tradisi yang salah itu mengakar kuat dan bercabang dalam kehidupan mereka.

Jadi demi kemajuan umat di masa mendatang, tentu saja semua tradisi yang salah itu harus dihilangkan dan berbagai penyimpangan yang menyebar dalam masyarakat harus diluruskan. Selain itu, pola pikir masyarakat juga harus dibersihkan dengan cara melakukan filter terhadap pola pikir mereka agar apa yang sudah baik menjadi semakin baik. Upaya ini menjadi penting untuk memisahkan antara segala yang baik dari segala yang buruk.

Demikianlah yang dilakukan oleh Bediüzzaman Said Nursi sejak masa mudanya dengan segenap perasaan dan pemikirannya. Dalam melakukan semua itu, ia selalu menganggap bahwa segala bentuk penggelapan atas kebenaran, walau sekecil apapun, adalah sebuah tindak pengkhianatan terhadap hak negara dan bangsa. Nursi selalu membentangkan kedua lengannya untuk menangkal semua pemikiran dan kebijakan busuk yang akan memerosokkan bangsa ke dalam jurang malapetaka.

Nursi selalu berteriak dengan suara lantang: "Berhenti! Jalan ini buntu!" Seakan-akan kondisi jiwanya telah tercipta untuk selalu menolak segala bentuk kesalahan dan semua hal yang berlawanan dengan norma-norma agama. Said Nursi adalah sosok yang memiliki wawasan luas dan sekaligus tekad yang kuat. Segala bentuk pengabaian dan ketidakpedulian terhadap umat adalah sifat-sifat yang sama sekali berlawanan dengan kepribadian tokoh besar yang memiliki hati sekukuh singa ini. Said Nursi selalu membimbing umat untuk bermuhasabah atas diri mereka sendiri setelah mereka menerima cahaya yang membuat mereka dapat mengetahui kekurangan, cela, dan segala hal yang telah membuat mereka tertimpa malapetaka. Tanpa jemu Said Nursi menjelaskan satu per satu tentang hal-hal yang dapat menyebabkan kebinasaan umat berikut cara untuk menyelamatkan diri dari semua itu. Tanpa pernah menunda-nunda, Said Nursi selalu menjelaskan semua kenyataan yang sebenarnya terasa menyakitkan. Dia selalu tabah menuntun "kuda" pergerakannya untuk menyusuri "gang-gang" pemikiran yang salah, pola pikir yang keliru, dan kekufuran. Dia tak pernah berhenti berjuang di sepanjang hidupnya untuk menyebarkan cahaya kebenaran kepada semua orang.

Said Nursi memang hidup di tengah zaman paling busuk di sepanjang sejarah Islam. Sebuah masa ketika umat manusia enggan menyampaikan ajaran agama karena takut. Said Nursi-lah tokoh yang telah membangunkan umat ketika mereka memilih untuk tidur lelap. Dia mengobarkan perang terhadap kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan. Dia mengguncang semua pilar keraguan yang telah merasuki jiwa masyarakat luas. Dia berjuang mati-matian di seantero negeri untuk melakukan perlawanan terhadap kekufuran dan pembangkangan terhadap ajaran Ilahi. Itulah yang telah dilakukan oleh Said Nursi; melawan kebatilan dan khurafat yang muncul dengan bermacam-macam topeng yang menipu.

Said Nursi selalu menunjukkan keberanian yang membuat para ulama lain tercengang disebabkan keteguhannya menunjukkan penyakit akut yang diderita umat beserta cara untuk mengobatinya. Bahkan Said Nursi terkenal dengan ungkapannya "obat terakhir adalah dengan menempelkan besi panas ke tubuh kita". Dengan pernyataannya itu, seakan-akan Nursi ingin menumpas semua sikap riya, sombong, atau pun gemar mencari popularitas yang banyak kita temukan di tengah umat dalam satu dua abad ini dengan menggunakan "besi panas" yang dia lekatkan di tubuh siapapun yang melakukan sifat-sifat buruk seperti itu.

Dengan suara lantang Said Nursi menyeru kepada semua orang sampai akhirnya dia mendengar suaranya bergema di relung hati setiap orang. Tak peduli apakah orang yang bersangkutan berasal dari kalangan bangsawan ataukah sekedar seorang kepala keluarga di daerah timur Turki. Tak peduli apakah orang tersebut seorang ulama muslim yang hebat, maupun seorang petinggi militer. Ketika Nursi menyeru kepada masyarakat, diapun langsung mendapat perhatian dari semua kalangan. Meski sebenarnya Nursi sangat tidak menyukai popularitas, namun situasi dan kondisi pada saat itu telah memaksanya untuk melakukan hal seperti itu.

Dengan sungguh-sungguh Nursi selalu mengingatkan semua golongan akan pentingnya upaya untuk melepaskan belenggu yang mengungkung pemikiran dan jiwa kita. Jika kita memang ingin berjihad, maka sebelum mencabut pedang dari sarungnya, hal seperti itulah yang harus terlebih dulu dilakukan. Nursi bahkan membimbing generasi muda ke arah jalan menuju pemikiran islami demi mewujudkan cita-cita besar untuk "bangkit dari kematian". Nursi memang sangat takut pada perpecahan umat yang terjadi disebabkan adanya perbedaan wilayah geografis yang mereka diami, tapi dia jauh lebih takut pada hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi negatif seperti kepicikan pemikiran, spiritualitas yang buruk, sikap membebek pada barat, dan formalisme.

Di sepanjang hidupnya, Nursi tak pernah bosan untuk membaca, berpikir, dan berbuat. Dia tidak pernah lelah untuk terus berusaha menyelamatkan bangsa, membangun masyarakat ideal, dan menegakkan sebuah bangsa yang beradab. Nursi adalah sosok yang selalu mengibarkan panji-panji "pengetahuan" dan "pendidikan dan pengajaran". Dia selalu menekankan pentingnya upaya penyebarluasan pengetahuan dan kegiatan belajar mengajar di manapun serta dengan cara apapun. Menurut Nursi, sudah waktunya bagi kita untuk mengikutsertakan masjid, sekolah, tangsi militer, taman umum, bahkan penjara sekalipun, untuk menjadi pusat pembelajaran bagi umat. Karena hanya dengan ilmu pengetahuanlah kesatuan rasionalitas dan logika umat dapat terwujud. Siapapun yang tidak mampu menyatukan rasionalitasnya dengan rasionalitas orang lain dan tidak mau berusaha untuk mencapai persatuan seperti itu, niscaya tidak akan pernah mampu berjalan beriringan di jalan yang harus ditempuh oleh sebuah umat dan tidak akan mampu menjaga kegotong-royongan di antara mereka. Itulah sebabnya, hal pertama yang harus dilakukan oleh sebuah bangsa yang ingin maju adalah menyatukan perasaan mereka agar "hati dan tangan" mereka dapat bersatu padu. Selain itu, untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan yang harus dilakukan adalah dengan membentuk sebuah kehidupan yang sejalan dengan aturan agama dan interpretasi atas semua perkara yang sedang terjadi berdasarkan ilmu pengetahuan modern. Tentu saja semua itu harus dilakukan dengan tetap berpegang teguh pada Kitabullah, Sunnah Rasulullah, dan ijtihad yang dilakukan oleh para salaf al-shalih.

Ya. Setiap individu umat memang harus mengerti betul akan kondisi zaman yang tengah mereka hadapi, lengkap dengan pengetahuan mengenai kenyataan, kandungan moral, dan interpretasi atas semua kenyataan itu untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang sukses dan harmonis. Sudah saatnya kita sadar bahwa keterpurukan kita terjadi disebabkan kegemaran kita untuk selalu berada "di dalam tempurung" dan keasyikan kita dengan diri kita sendiri, sementara di luar sana dunia terus berkembang dengan pesatnya. Oleh sebab itu, bagi siapa saja yang ingin menggerakkan roda kehidupannya dengan cepat, maka mereka harus berpegang pada tali persatuan, kekompakan, dan gotong royong. Terlebih ketika mereka harus menghadapi rintangan dan ketidakselarasan antara keinginan pribadi dengan usaha yang sedang mereka lakukan. Tanpa melakukan semua itu, maka tak ada seorang pun yang dapat menghindari kehancuran di tengah kerasnya kehidupan.

Meskipun telah ada ratusan cendekiawan di seluruh dunia yang memahami pemikiran Said Nursi dan menerapkannya dalam pergerakan yang mereka lakukan di negeri mereka masing-masing, tapi tampaknya hari ini kita dapat melihat bahwa kitalah[5] bangsa yang paling maju dan paling cepat dalam memacu perkembangan peradaban di antara semua bangsa lainnya. Tampaknya saat ini kita telah memiliki kekuatan yang akan membuat kita mampu melewati semua rintangan yang akan muncul di depan kita. Saat ini, kita sedang menempuh sebuah "Jalan Cahaya" yang telah kita lalui sejak awal abad kedua puluh, dan ternyata masih banyak halangan yang merintangi perjalanan kita. Namun meski demikian, kita tetap bersikap optimis dan saya sendiri tetap yakin bahwa orang-orang yang menganggap bahwa mata air moralitas bangsa kita telah benar-benar kering adalah orang-orang yang keliru dan salah paham.

Memang benar jika dikatakan bahwa bangsa kita pernah terpuruk sebagaimana halnya bangsa-bangsa lain di dunia. Hal itu adalah kenyataan yang tidak perlu kita tutup-tutupi. Tapi kita juga harus menyadari bahwa kemampuan yang kita miliki untuk kembali bangkit juga adalah sebuah kenyataan yang tidak perlu diragukan lagi.

Saat ini kita tengah melihat kebangkitan moralitas telah menggantikan paradigma lama yang usang. Kita lihat kehangatan dinamika masyarakat dan gairah untuk maju telah merasuki jiwa kita yang telah sekian lama terpuruk dalam keterbelakangan. Saya yakin bahwa setelah semua ini terjadi, pasti akan tiba sebuah musim semi yang cemerlang. Hanya saja, sampai saat ini kita masih menunggu kemunculan orang-orang yang mau menghamparkan sajadah mereka di seantero negeri seperti yang dulu dilakukan oleh Nabi Khidir a.s., dan mau membuka jalan baru di tengah hutan belantara seperti yang dulu dilakukan oleh Nabi Ilyas a.s. Bagi saya, Said Nursi adalah salah seorang tokoh penting di jalan yang sedang kita tempuh bersama ini.

Konon ada sebuah ungkapan yang berbunyi: "Seorang jenius sejati tidak pernah memilih-milih."

Maksud dari ungkapan ini adalah bahwa seorang jenius sejati tidak pernah memilih-milih untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan tertentu. Seorang jenius tulen tidak akan menyatakan bahwa perbuatan yang ini bermanfaat sedangkan perbuatan yang ini berbahaya. Karena seorang jenius memiliki fitrah dan naluri adi-alami yang mampu menghimpun segala energi di dalam jiwanya yang membuatnya sanggup memikul begitu banyak perkara pelik yang kesemua itu terjadi berkat adanya anugerah ilahi.

Dengan kemampuan yang dimiliki seorang jenius, ia akan mampu mengurus begitu banyak kebutuhan orang-orang di sekelilingnya, baik yang berhubungan dengan masalah lahir maupun batin, dan baik yang berhubungan dengan masalah rohani maupun sosial, dalam cakupan yang luas dan mendalam.

Singkatnya, siapapun yang meneliti kehidupan Said Nursi berikut karya-karyanya pasti akan menemukan fakta bahwa tokoh besar ini adalah sosok yang telah menghimpun semua elemen kecerdasan yang dapat dimiliki seorang manusia. Dia adalah sosok yang selalu mampu berada di tingkat paling tinggi dibandingkan ulama lain karena dia selalu mampu melontarkan pernyataan-pernyataan cerdas di sepanjang hidupnya; sejak ia masih muda, melalui buku-buku yang ditulisnya, sampai berbagai artikel dan buku yang ditulis oleh Said Nursi pada saat usianya semakin matang dalam rentang perjalanan hidup tokoh besar ini yang dihiasi dengan penangkapan, penahanan, dan pengasingan oleh pemerintah.

[1] Anatolia atau أنأضول adalah sebuah nama yang digunakan untuk menyebut kawasan dataran tinggi yang terletak di sebelah utara Laut Mediterania yang kini sebagian besar masuk dalam wilayah Republik Turki. Lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Anatolia
[2] Peristiwa ini terjadi pada tahun 1913, melibatkan partai Ittihad ve Terakki yang hendak menggulingkan kekuasaan pemerintah Turki.
[3] Yang dimaksud "perang kemerdekaan" di sini sebenarnya adalah perang yang terjadi di Turki untuk mencegah penjajahan oleh pihak sekutu setelah terjadinya Perang Dunia I (1919-1922).
[4] Yang dimaksud penulis ialah buku karya Said Nursi yang berjudul "al-Matsnawi al-'Arabiy al-Nûriy".
[5] Yang dimaksud penulis adalah bangsa Turki.

Pin It
  • Dibuat oleh
Hak Cipta © 2024 Fethullah Gülen Situs Web. Seluruh isi materi yang ada dalam website ini sepenuhnya dilindungi undang-undang.
fgulen.com adalah website resmi Fethullah Gülen Hojaefendi.