Apakah Hizmet (Khidmat, Pelayanan, Pengabdian) itu?

Apakah Hizmet (Khidmat, Pelayanan, Pengabdian) itu?

Hizmet adalah sebuah gerakan masyarakat sipil yang terinspirasi dari keimanan, terbentuk dalam kerangka nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal yang terdiri dari para relawan yang bertujuan untuk membentuk budaya hidup bersama.

Hizmet adalah sebuah komunitas relawan. Salah satu syarat menjadi relawan tersebut adalah memberikan sumbangsih dan berkontributif tanpa mengharapkan imbalan apapun, jika seseorang mengharapkan imbalan materi, politik, atau hal lain dari pekerjaannya maka orang tersebut telah berlawanan dan menyalahi “jiwa dasar” dari Hizmet itu sendiri. Tidak terlibat dalam pemerintah, politik ataupun menjadi agenda dari kepentingan manapun. Demikian pula karena landasannya itu, maka Hizmet juga tidak akan melawan agenda politik atau partai manapun. Karena itu para pakar politik membagi pergerakan masyarakat sipil ke dalam 3 unsur, yaitu: kesukarelaan, Independensi, dan Organisasi non pemerintahan (Non Government Organization). Gerakan sosial yang memiliki ketiga ciri tersebut adalah gerakan masyarakat sipil dan berhak dianggap memiliki sebuah karakter sipil. Karena itu, barang siapa yang menyebut dirinya sebagai bagian dari gerakan Hizmet namun turut menjadi bagian dari agenda resmi ataupun politik tertentu walaupun hanya sebagian kecil sekalipun, maka hal tersebut juga telah bertentangan dengan “jiwa dasar”

Poin kedua adalah landasan sipil. Hizmet adalah sebuah gerakan sipil dan karena landasannya itulah hizmet tidak dimungkinkan menjadi sebuah bagian atau pelengkap dari program Hizmet itu sendiri. Sekali lagi, sebagai konsekuensi dari landasan sipil tersebut, sebagaimana tidak terdapat ikatan resmi dan hierarki diantara para relawan yang terikat di dalam hizmet ini, maka segala aktivitas di dalam Hizmet dijalankan dengan asas tanpa koordinasi terpusat.

Seharusnya secara khusus disini kita harus lebih cermat ketika membahas segala perdebatan yang mengusung judul “Jamaah dan Politik”.

Menganggap Hizmet sebagai partner dari sebuah partai tertentu, pendukung terselubung atau melawan partai tertentu adalah sebuah kondisi yang sama sekali tidak bisa diterima sebagai definisi dasar dari Hizmet itu sendiri.

Orang-orang yang mengabdikan dirinya pada Hizmet, secara demokratis menghormati semua gerakan politik yang tidak berdasarkan pada cara-cara yang bertentangan dengan asas-asas universal seperti kekerasan dan terorisme. Namun juga dianggap sebagai sebuah hal yang tidak patut untuk bergabung dengan salah satu partai politik manapun serta tidak pula bertentangan dengannya.

Dengan demikian sebagai hasil dari landasan sipil tersebut Hizmet telah meraih reputasi positif di berbagai Negara yang memiliki keanekaragaman bahasa, agama dan suku. Jika orang-orang yang bekerja di dalam Hizmet ini melanggar landasan sipil tersebut dalam kadar yang sangat serius dan telah menjadi bagian dari program-program resmi pemerintahan tertentu, maka dalam skala global, Hizmet tentu tidak mungkin bisa diterima oleh berbagai negara dengan keanekaragaman budaya tersebut.

Dalam hal ini titik kritisnya adalah: Merupakan sebuah kewajaran dari fitrah manusia dan seperti juga yang terjadi pada banyak gerakan sosial lainnya, maka di dalam Hizmet juga terkadang terdapat individu-individu yang dalam tindakan-tindakannya tidak sesuai dengan pemahaman terhadap konsepsi pengabdian dan kesipilan Hizmet. Namun kesalahan yang bersifat individual ini tentu tidak dapat dianggap sebagai kesalahan Hizmet. Seandainya kesalahan tersebut tidak sesuai dengan aturan maka tentunya ia akan berhadapan dengan hukum yang berlaku. Pengenalan singkat mengenai Hizmet di atas diberikan dalam takaran tertentu untuk memberikan sumbangan positif mengenai beberapa perdebatan tentangnya yang terjadi di Turki. Dikarenakan di Negara tersebut pada periode tertentu berlangsung sebuah perdebatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Hizmet maka isu-isu dan politik Turki dijadikan sebagai bingkai referensi dasar dalam pada evaluasi ini. Karena itu, berdasarkan evaluasi ini maka tidak bisa dikatakan bahwa Turki sebagai pusat dari sebagai pusat dari Hizmet ini. Tentu saja secara historis maupun sosiologisnya Hizmet berasal dari Turki namun pemahaman dan nilai-nilai yang dicerminkannya tetaplah bersifat universal.

Hizmet dan Kebebasan Pers

Dalam pernyataan yang baru-baru ini dibuat oleh Fethullah Gülen Hocaefendi, beliau menyatakan bahwa: “Saya berpihak penuh pada penerapan secara luas atas kebebasan pers dan berpendapat walaupun pemikiran mereka akan berlawanan dengan saya sekalipun. Apapun yang dialaminya, walaupun tidak benar-benar dianggap disebabkan karena saya, apapun keadaannya saya tetap berpihak agar mereka menggunakan pemikiran, pendapat dan ekspresinya secara bebas.”

Dari pernyataannya ini beliau menunjukkan posisinya secara jelas. Seperti diungkapkan dalam penjelasan-penjelasan ini, Hizmet melihat kebebasan pers sebagai komponen dasar kebebasan berekspresi dan berpihak pada penerapan hal ini secara luas.

Kegiatan-kegiatan Antar Agama dan Antar Budaya

Sejak pensiun, Gülen mengkonsentrasikan diri untuk mengadakan dialog diantara golongan-golongan yang merepresentasikan berbagai ideologi, budaya, agama, dan bangsa. Pada tahun 1999, makalahnya yang berjudul “Pentingnya Dialog Antar Agama” dipresentasikan di Parlemen Agama-agama Dunia di Cape Town, 8-1 Desember. Beliau mempertahankan bahwa “dialog adalah suatu keharusan” dan bahwa orang-orang, tanpa memandang batasan-batasan bangsa dan politik, memiliki lebih banyak kesamaan dari pada yang mereka sadari.

Dengan demikian, Gülen menganggap bahwa dialog yang tulus itu sangat bermanfaat dan perlu diadakan agar orang-orang semakin saling memahami satu sama lain. Sampai di sini, Ia telah membantu mendirikan Yayasan Wartawan dan Penulis (1994), yang kegiatan-kegiatannya adalah mempromosikan dialog dan toleransi diantara semua lapisan masyarakat yang disambut hangat oleh masyarakat dari berbagai profesi. Terlebih lagi, Gülen juga mengunjungi dan menerima figur-figur berpengaruh, bukan hanya dari kalangan masyarakat Turki, tapi dari seluruh dunia. Paus John Paul II di Vatikan, mendiang John O’Connor, Uskup Agung New York, Leon Levy, mantan Presiden Liga Anti Penistaan adalah diantara tokoh-tokoh agama dunia yang berpengaruh yang telah ditemui Gülen untuk mendiskusikan dialog dan mengambil inisiatif dalam hal ini.

Di Turki, Duta Besar Vatikan untuk Turki, Kepala Gereja Ortodoks Turki, Ketua Komunitas Armenia Turki, Kepala Pendeta Komunitas Yahudi Turki dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya di Turki telah sering bertemu dengan Gülen, menggambarkan contoh betapa tulusnya dialog antar umat beragama dapat diadakan.

Dalam pertemuannya dengan Paus John Paul II di Vatikan (1998), Gülen menyampaikan usulan untuk mengambil langkah tegas untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah. Dalam proposalnya, Beliau juga menggarisbawahi bahwa ilmu pengetahuan dan agama sebenarnya adalah dua hal yang berbeda yang memancar dari kebenaran yang sama: “Umat manusia dari waktu ke waktu menolak agama atas nama ilmu pengetahuan dan menolak ilmu pengetahuan atas nama agama, menganggap keduanya memiliki pandangan yang berseberangan. Semua pengetahuan milik Tuhan dan agama berasal dari Tuhan. Lantas bagaimana bisa keduanya saling bertentangan? Hingga di sini, upaya kita bersama untuk mengadakan dialog antar agama dapat berbuat banyak untuk memperbaiki pemahaman dan toleransi masyarakat”.

Gülen memberikan siaran pers untuk mengutuk serangan teroris 11 September di Amerika Serikat, yang dianggapnya sebagai pukulan telak terhadap perdamaian dunia yang secara tidak adil menodai kepercayaan orang-orang beriman: “…teror tidak pernah bisa digunakan dengan mengatas namakan Islam demi tujuan Islam apapun. Seorang teroris tidak bisa menjadi seorang Muslim dan seorang Muslim tidak bisa menjadi seorang teroris. Seorang Muslim seharusnya menjadi simbol perdamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran”.