Sahabat Dan Pertemanan

Hak-Hak Anak

Ketika manusia diciptakan, manusia diciptakan bersama pendamping hidupnya.  Masa dimana dia hidup sendiri, amatlah sedikit, bahkan bisa dibilang tidak ada.  Dengan demikian, ketika di awal penciptaannya ia diciptakan bersama dengan pasangannya, ini menunjukkan bahwasanya pernikahan adalah sesuatu yang fitri bagi manusia.   Tujuan yang paling penting dari tugas fitri ini adalah tanasul, yaitu berketurunan.  Oleh karena itu, pernikahan yang dilakukan tanpa menentukan target dalam mendidik generasi baru hanyalah sebuah kesenangan dan petualangan belaka. Anak-anak yang lahir dari pernikahan semacam ini adalah anak yang tidak beruntung yang menjadi korban emosi sesaat.

* * *

Keturunan manusia hanya dapat berlanjut dengan manusia. Khususnya dengan manusia yang mampu mengepakkan sayapnya menuju derajat kehidupan kalbu dan ruh.  Generasi-generasi yang tidak dididik, yang tidak bisa mengembangkan potensi ruhnya, hingga menyebabkan mereka tidak dapat naik ke derajat kemanusiaan dan kurang layak disebut sebagai manusia. Mereka tidak lebih dari sosok makhluk yang aneh meskipun berasal dari keturunan Nabi Adam. Ibu dan ayah yang merawat anak seperti ini adalah orang tua malang yang membesarkan monster dalam pangkuannya.

* * *

Ayah dan ibu memiliki hak untuk memanggil anak-anaknya dengan sebutan “buah hatiku” sesuai dengan sejauh mana mereka mendidik dan membekali anak-anaknya dengan beragam nilai-nilai. Sedangkan bagi orangtua yang mengabaikan anak-anaknya, sama sekali tidak pantas memanggil mereka dengan panggilan tersebut. Apalagi jika orang tua justru menunjukkan jalan keburukan dan tidak berakhlak, serta menjauhkan mereka dari nilai-nilai kemanusiaan...

* * *

Keberlanjutan dan keabadian sebuah bangsa bergantung pada generasi-generasi baru yang dididik dengan baik, yaitu pada generasi-generasi yang disempurnakan dengan semangat kebangsaan dan kekayaan kultur bangsanya.     Jika sebuah bangsa tidak mampu mendidik generasi sempurna yang akan diamanahi masa depan bangsanya, maka masa depan bangsa akan gelap gulita.   Tentu tidak ada keraguan bahwa mendidik generasi baru dengan baik adalah tugas pertama yang jatuh kepada ayah dan ibu.

* * *

Jika ayah dan ibu mengayomi anaknya, mengembangkan perasaan dan gagasan anaknya agar bermanfaat buat dirinya dan masyarakat, maka orang tua sudah menyumbangkan satu pilar baru yang kokoh bagi bangsanya.  Sebaliknya, jika mereka mengabaikan anak dari sisi nilai kemanusiaannya, maka orang tua sama saja dengan menyebarkan hama di tengah-tengah masyarakat. 

* * *

Sebuah pohon jika dirawat dengan telaten maka akan menghasilkan buah dan semakin tumbuh besar.  Jika ia tidak dirawat, maka pohon akan mandul. Kalaupun hidup ia hanya akan jadi beban. Lalu bagaimana dengan manusia yang dikirim ke dunia dengan seribu satu kemampuan dan bakat?  Apakah manusia tidak perlu dirawat sebagaimana sebuah pohon?

* * *

Wahai Bani Adam! Kamulah yang membawa anak ke dunia ini!  Kamu jugalah yang bertugas untuk menaikkan derajat anak hingga melebihi tingginya langit. Sebagaimana kamu khawatir dan berhati-hati dalam memperhatikan kesehatan jasmaninya, khawatir dan berhati-hatilah juga untuk kehidupan kalbu dan ruhaninya! sayangi mereka! Selamatkan bocah malang itu, demi Allah!  Jangan biarkan dia layu dan sia-sia!

Pin It
  • Dibuat oleh
Hak Cipta © 2024 Fethullah Gülen Situs Web. Seluruh isi materi yang ada dalam website ini sepenuhnya dilindungi undang-undang.
fgulen.com adalah website resmi Fethullah Gülen Hojaefendi.