Mus’ab ibn Umair

Kehidupan dan Ruh

Kehidupan adalah sebuah rahasia Ilahi. Bagi mereka yang telah menyikap rahasia-rahasia Ilahi sajalah yang dapat mengetahui substansinya.

* * *

Kehidupan, secara mutlak, adalah kehidupan jasmaniah. Vitalitas dan panas tubuh adalah fitrah manusia seutuhnya. Proses perubahan dari makanan menjadi energi dan darah terjadi di dalam tubuh.

* * *

Tujuan kehidupan jasmani manusia adalah untuk menunaikan kewajibannya dalam bentuk gerakan, dinamisme, dan tugas jasmaniah lainnya. Kehidupan yang demikian tidak membedakan antara kehidupan manusia dengan hewan. Sementara kehidupan manusia pada dasarnya adalah kehidupan yang bisa menerima adanya syu'ur (pemahaman), idrak (pengertian), dan alam ghaib. Inilah kehidupan yang hakiki.

* * *

Hayat tidak bermakna ruh. Tapi ia hanyalah kehidupan jasmaniah. Sementara ruh tidak terbelah dan tidak terpecah. Berbeda dengan permata-permata materi. Ruh adalah entitas halus dan"kanun-u emri" (alam perintah) yang bersyu’ur.

* * *

Ruh terhubung dengan kehidupan jasmani. Ketika ruh terpisah dari jasad maka ia akan meninggalkannya. Hayat akan mati dan padam. Sementara ruh akan hidup abadi selama Allah Ta'ala menghendakinya.

* * *

Hayat bersumber dari fitrah dan berdimensi tabiat. Sementara ruh adalah sebuah hembusan İlahi dan idenditasnya di luar tabiat atau fitrah. Hayat itu fana dan sementara. Sedangkan ruh, kekal dan abadi.

* * *

Ruh adalah makhluk yang dapat mengetahui, mendengar, dan berkehendak di luar mekanisme pemikiran. Sedangkan hubungannya dengan jasad adalah sebuah kedekatan yang sementara dan hanya sebatas takdir kebersamaan.

* * *

Ruh adalah entitas abadi yang dapat mencapai keabadian di neraka atau surga, tak terikat dengan mati, mampu melalui alam kubur dengan mudah, dan tak mengalami hambatan di alam barzah dan mahsyar.

* * *

Ruh kadang menyerupai bentuk manusia, kadang bayangan yang halus, kadang pun berupa esensi lain dalam cermin alam misal atau dalam mimpi dan khayalan. Ruh bisa dekat  dengan entitas kebaikan sebagaimana malaikat ataupun entitas keburukan sebagaimana setan.

* * *

Hayat yang hakiki adalah kehidupan jasmani dan ruhani yang bersama dan saling menyatu. Hayat yang demikian, pada saat yang sama, adalah sebuah benih yang dapat memberikan tunas kehidupan hakiki manusia di dunia. Dan akan tumbuh lebat menjadi kehidupan surga yang abadi di akhirat.

* * *

Syu'ur (pemahaman) dan shafiyyah (kesucian) adalah buah dari kehidupan kalbu.

* * *

Orang-orang yang kehidupannya tidak sungguh-sungguh, maka kehidupan kalbu mereka pun tak ada. Tangisan mereka pun adalah kebohongan belaka.

* * *

Kita telah diberikan amanah hayat atau kehidupan yang hakiki semenjak kita dilahirkan ke dunia. Amanah tersebut terbelit kehidupan hewani, hingga kita perlu mengembangkannya. Amanah ini akan terus menjadi tanggung jawab kita, hingga hubungan antara ruh dan tubuh terputus.

* * *

Manusia akan hidup bersama hewan-hewan dalam kehidupan hewani. Sementara manusia pun akan hidup bersama para malaikat dalam kehidupan ruhani. Dengan berjalannya waktu, orang yang dapat memanfaatkan kemampuan dan dinamika murni dalam dirinya akan menjadikannya bagaikan malaikat. Sementara orang yang menumpulkan kemampuannya, bahkan menyalahgunakannya dan menjadikannya sebagai unsur perusak maka lambat laun akan menjatuhkannya ke tingkat di bawah hewan dan bahkan menyerupai setan.