Baik dan Lebih Baik

Kerendahan Hati

Orang yang rendah hati, di mata Allah dan di mata manusia akan sampai pada derajat yang tidak ada batasnya.  Sebaliknya, bagi mereka yang sombong dan memandang rendah serta meremehkan semua orang, ia akan selalu mendapatkan penghinaan dari manusia, dan juga akan mendapatkan azab dari Allah Ta'ala.

* * *

Manusia yang menyukai dirinya dan memandang besar dirinya menunjukkan kekurangan akal dan ketidakmatangan jiwanya.  Manusia yang akal dan jiwanya sudah matang akan tahu bahwa  segala sesuatu yang terjadi berasal dari Allah Yang Maha Tinggi dan ia selalu merasa kecil di hadapan Tuhannya dengan penuh rasa syukur.

* * *

Menjadi rendah hati, akan memberikan kepuasan tersendiri pada hati manusia terhadap penghargaan dari Sang Pencipta dan penghinaan serta cacian dari manusia.  Ya, seseorang yang telah mengetahui batasan dirinya, lalu ia menurunkan sayap-sayap kerendahan hatinya hingga ke atas tanah. Maka ia telah memakai zirah terbaik dan telah mengambil langkah yang teraman dan terkuat terhadap segala macam cemoohan yang akan mungkin datang dari orang lain.

* * *

Kerendahan hati itu menunjukkan fadhilah dan kematangan seseorang. Sementara kesombongan  menunjukkan  tanda ketidaksempurnaan dan rendahnya martabat pada dirinya.  Manusia yang paling sempurna adalah manusia yang selalu bersama dan sibuk dengan orang-orang di sekelilingnya. Sementara manusia yang paling tidak sempurna adalah orang-orang yang tidak beruntung karena merasa harga dirinya akan jatuh ketika berbaur dan menghabiskan waktu dengan orang-orang di sekitarnya.

* * *

Orang-orang yang berada dalam sebuah masyarakat namun nilai dan reputasinya tidak terlihat, mereka cepat atau lambat akan naik dan mencapai tingkatan kemuliaan berkat kerendahan hati yang telah menjadi watak dan tabiat dirinya. Sementara manusia yang telah terjangkit penyakit kronis kesombongan, seiring berjalannya waktu ia dan penyakitnya akan diketahui oleh masyarakat dan menjadi elemen asing di lingkungan ia berada.

* * *

Meningkatnya nilai kemanusiaan seseorang ditandai dengan ketawadhuannya. Ketawadhuannya pun akan terlihat jelas ketika ia tidak menukar nilai tersebut dengan jabatan, posisi, harta, ilmu atau hal-hal lain yang dianggap berharga menurut masyarakat. Apabila ada seorang yang berubah dalam pemikiran dan perilakunya disebabkan salah satu hal tersebut, maka dari itu, ia tak akan mampu mencapai derajat ketawadhuan dan nilai kemanusiaannya pun tidak akan dapat meningkat.

* * *

Hampir semua karakter yang baik kuncinya adalah kerendahan hati. Orang yang memiliki kerendahan hati, juga akan dapat memiliki karakter baik lainnya.  Sementara mereka yang tidak memiliki kerendahan hati, kemungkinan dia tidak akan memiliki karakter baik lainnya juga. Nabi Adam Alaihissalam dengan ketawadhuannya mampu mendapatkan kembali segala kenikmatan yang telah hilang yang nilainya lebih berharga dari alam materi. Sementara setan yang telah tersungkur ke dalam jurang dosa, malah menjadi korban kesombongan dan kebanggaan.

* * *

Di pondok dan zawiyah tempat berkembangnya tarekat pun, hanya orang-orang yang rendah hati dan menundukkan wajahnya ke bawah sajalah yang derajatnya semakin tinggi.  Di madrasah dan sekolah agama pun, orang-orang yang selalu rendah hati tahu cara memperoleh manfaat dan kemudian bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.  Sementara orang yang sombong dan tidak taat pada adab atau etika sebuah madrasah, serta tidak mau duduk menunduk di depan meja belajar karena khawatir harga dirinya jatuh, mereka adalah manusia tak beruntung yang akan selalu hancur dan musnah.

* * *

Karena kesombongan merupakan salah satu dari sifat-sifat Zat Yang Maha Agung, maka manusia yang sombong pasti akan tertangkap dan tak akan lepas dari tangan "Qahhar"Nya lalu dibinasakan. Sementara orang yang tahu diri dan rendah hati, derajat mereka akan semakin tinggi dan mendapatkan kebahagiaan dengan kedekatan İlahi.