Cara Hizmet Yang Paling Tepat
Tanya: Saat ini, terdapat banyak kelompok, komunitas, jamaah, partai, dan perkumpulan yang muncul untuk melayani Islam. Dari semua perkumpulan tersebut, cara seperti apa yang paling tepat ketika mengabdi di jalannya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam? Pada titik manakah seharusnya hizmet kita difokuskan? Ataukah kita bisa memberi atensi yang sama untuk semua perkumpulan tersebut?[1]
Jawab: Pengabdian yang paling tepat adalah pengabdian yang berada dalam garis-garis Ahlussunah wal Jamaah dan kita harus menghargai pengabdian yang dilakukan semua golongan dalam kerangka ini. Menurut pendapat saya, tidak peduli siapapun itu yang mengabdi kepada agama, kita harus mendukungnya. Karena pemikiran dan pemahaman seperti itu merupakan ekspresi penghormatan terhadap hakikat kebenaran. Pemikiran seperti: "Hanya saya yang bisa mewakili hakikat kebenaran. Yang benar hanya yang saya kerjakan." meskipun dikatakan dengan tulus dan ikhlas, tetapi karena ia mengungkapkan keinginan nafsu, maka hal itu tidak dapat diterima di hadirat Allah. Karena jalan menuju Allah sebanyak jumlah napas makhluk ciptaan-Nya. Satu-satunya peristiwa yang dapat dijadikan rujukan terkait hal ini adalah ketika Baginda Nabi ditanya: "Siapakah Ahli Najah (Golongan orang-orang yang selamat)?" Maka jawaban beliau yang harus kita jadikan pedoman adalah: ”Ahlussunnah wal Jamaah”. Rasulullah memberi kabar bahwa umatnya akan terbagi menjadi 73 golongan dan hanya satu dari golongan ini yang akan menjadi Ahli Najah. Semua golongan ini akan mengklaim bahwa pandangan mereka bersandar pada Al-Qur’an dan Sunah. Meskipun demikian, Rasulullah tidak menyatakan bahwa satu-satunya Ahli Najah itu berasal dari satu golongan, satu bangsa, ataupun satu suku tertentu, melainkan ahli najah adalah mereka yang mengikuti jalan Sang Nabi dan para sahabatnya, berjalan di atas siratal mustakim, serta menjejakkan kakinya di jalan yang telah dijelaskan oleh Al-Qur’an. Sebenarnya, inilah jawaban yang paling pantas dan objektif. Ya, mereka yang akan diselamatkan adalah mereka yang mengikuti jalan Ahlussunnah wal Jamaah. Jika perlu kita ulangi, memuji setiap orang yang melayani dalam garis ini adalah pengabdian yang paling akurat, jalan yang paling benar, dan inilah jalannya Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Yang kedua, tidaklah penting siapa individunya. Yang penting adalah sejauh apa sikap dan perilakunya dalam meneladani sikap dan perilaku Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Demikian indahnya kehidupan sehari-hari Rasulullah dan para sahabatnya, hingga malaikat dan makhluk gaib lainnya pun cemburu. Pada saat yang sama, kehidupan beragama sepenuhnya dijalankan, masalah-masalah yang ada ditemukan solusinya, dan solusi alternatif bagi masalah yang serupa ditunjukkan kepada generasi yang akan datang. Di mana pun dan kapan pun suatu peristiwa akan terjadi, terdapat peristiwa serupa yang telah terjadi di Masa Risalah Kenabian, meskipun dalam skala yang sangat kecil. Pada masa itu, Islam diperkenalkan satu per satu ke dalam hati para pendengarnya; ini akan terus berlanjut hingga kiamat meskipun kecepatannya berubah. Kebenaran dan hakikat terpancar pada masa itu, meskipun penyebarannya dilakukan secara diam-diam. Di masa Junjungan kita Rasulullah shallallahu alaihi wasallam penyebarannya cenderung cepat. Di kemudian hari kecepatannya sedikit melambat, tapi proses itu terus berlanjut. Pada masa itu, terdapat banyak orang yang meninggalkan rumah mereka, dan peristiwa itu akan terus berlanjut sampai hari kiamat. Secara singkat, itulah Islam yang dilakukan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya.
Dari perspektif lain, hal itu dapat disampaikan sebagai berikut: Di dalam interaksi kaum beriman dan orang-orang kafir, ketika mereka tidak dapat membela hak-hak mereka, Rasulullah memilih untuk memperkuat iman di dalam hati. Beliau mengembangkan semangat ketekunan dan keteguhan hati pada orang-orang yang akan melanjutkan perjuangan dan mempertahankan dirinya. Dengan cara ini, mereka yang ragu sejak awal akan berbalik, dan ketika jalan berubah menjadi keras dan semakin rumit, jiwa-jiwa yang teguh akan tetap tegak berdiri; Mereka akan berdiri tegak meskipun pintu nafkahnya diputus.
Ya, seperti yang telah diungkapkan di beberapa ayat Al-Qur’an, orang-orang yang beriman akan diuji, baik dengan rasa aman, kedamaian, tanah air, maupun rumah tangganya, lagi dan lagi; Dengan demikian, Allah akan memisahkan mereka yang setia dari mereka yang tidak setia. Faktanya, hal-hal seperti itu selalu dialami di sepanjang umur kehidupan Sang Nabi. Oleh karena itu, zaman ini harus dikuasai dengan tepat. Jika periode waktu yang sedang dijalani ternyata seperti itu, maka segalanya harus disiapkan sesuai kebutuhan zaman dan isu-isu sensitif yang perlu diperhatikan harus diberi prioritas.
Ada satu poin lain lagi, yaitu: Orang beriman harus menghindari perilaku dan hal-hal yang dapat menyebabkan mereka jatuh pada kegagalan total. Orang beriman tidak memiliki kehidupan pribadi. Dia berbagi kehidupan pribadinya, kehidupan batinnya, serta berbagi kesedihan dan kesengsaraan dengan sesamanya. Karena alasan ini, kesalahan ataupun kegagalan yang dialaminya akan mempengaruhi orang-orang yang berada dalam safnya. Ini akan menyebabkan kekecewaan pada sebagian orang dan memunculkan keputusasaan pada sebagian yang lain. Seorang mukmin tidak bisa menonjolkan diri dengan berseru "Aku" dan tidak bisa bertindak sebagai pahlawan yang dapat menyakiti perasaan orang lain. Karena yang akan merasakan dampaknya bukan hanya dirinya melainkan juga akan menimpa mukmin lainnya sehingga Islam tidak dapat disampaikan di wilayah itu.
Ya, ketika mempertimbangkan sebuah program hizmet, pertama-tama, hukum sebab dan akibat harus dipertimbangkan berdasarkan prinsip keterkaitannya dengan sunatullah. Layaknya seorang auditor, ia mengevaluasi permasalahan tersebut dengan teliti. Bisakah lengan ini mengangkat begitu banyak beban? Jika kuat, maka beban itu harus diangkat. Jika dia tidak bisa mengangkatnya - prinsip keterkaitan dengan sunatullah adalah hukum utama dalam fisika - maka beban tersebut tidak boleh diletakkan di atas lengan. Kita memiliki niat yang baik. Kita tidak pernah dan tidak akan pernah membahayakan tanah air ini. Seluruh dunia mengenal kita. Antusiasme kita sangatlah tulus, kekuatan kita adalah ikhlas, dan kita bersemangat demi meraih rida Allah. Ketika orang lain bergegas ke urusan-urusan yang bernilai murahan, berkat anugerah dan kemurahan Allah kita mengangkat tangan dan menyampaikan ungkapan ini dari lubuk hati terdalam: "Ya Allah! Musim pengabdian ini sudah berakhir. Sekarang saatnya mengambil amanah-Mu. Ambillah dan selamatkan kami. "
Bersamaan dengan hal itu, kita tidak boleh memberi kesempatan kepada mereka - yang menganggap kita sebagai musuh alami agama baik secara jasmani maupun rohani, serta menganggap permusuhannya kepada agama sebagai hal yang natural - untuk salah memahami kita, hingga tiba masa di mana kita mampu memperkenalkan diri kita (dan keterbukaan serta ketulusan adalah sikap umum kita). Sebab kesalahan dan fiasko dalam urusan ini akan dapat mengecewakan dan memupuskan harapan para relawan hizmet yang berada di samping kanan dan kirinya yang telah berusaha serta berhasil mencapai keberhasilan dalam taraf tertentu.
Jika kita meringkas pembahasan ini, maka dapat dikatakan bahwasanya hizmet yang paling masuk akal adalah hizmet yang dikerjakan melalui cara yang pernah dicontohkan Rasulullah. Karena Al-Qur’an menyatakan bahwa Rasulullah adalah model dan contoh teladan bagi kita. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menjaga kita supaya tetap istikamah dalam hizmet ini.
Hizmet ini adalah bentuk pengabdian agama yang paling masuk akal. Ungkapan ini bukan untuk mengatakan bahwa "Golongan A salah dan Golongan B benar." Yang paling penting adalah standarnya. Al-Qur'an memerintahkan kepada seluruh manusia - kecuali mereka yang termasuk dalam kelompok orang yang senantiasa menjadi musibah bagi orang lain, hatinya terkunci oleh kekufuran, dan secara alami memelihara permusuhan kepada iman dan ahli iman - untuk menyampaikan kebenaran dan hakikat. Al-Qur’an memilih untuk menyambung hubungan dengan semua golongan manusia sesuai takaran dan memanggil kita untuk menjadi penerjemah hakikat kebenaran.
[1] Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kendi-iklimimiz/en-isabetli-hizmet-yolu
- Dibuat oleh