Surah al-Baqarah [2]: 10

فِِ قُْ لُوبِِِّ مَْرَضٌ فَْ زَادَىُ اْللَّوُ مَْرَضًا
“Dalam kalbu mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya,” (QS al-Baqarah [2]: 10)

Penjelasan dalam berbagai tafsir disebutkan bahwa Allah menambah mereka penyakitnya. Karena kalbu orang tersebut menyimpan penyakit, maka Allah menambahnya dengan penyakit yang lain. Tetapi, menurut kajianku, sesungguhnya Allah menambah penyakit orang-orang yang kalbunya telah kotor, karena ia suka berbuat berbagai maksiat dalam niat kalbunya. Setiap ia mendapat kesempatan berbuat maksiat, ia akan melakukannya. Di dalam kalbunya selalu ada niat ingin berbuat maksiat, maka Allah pun menambah penyakitnya, sehingga ia makin sering berbuat maksiat. Perbuatan maksiat yang didasari dan diawali dengan adanya niat, akan menimbulkan penyakit atau perbuatan yang buruk. Dengan tambahnya penyakit di dalam kalbunya, akhirnya ia menjadi orang yang binasa, menjadi orangorang munafik. Allah menambah penyakit di kalbu mereka, karena pada waktu sebelumnya kalbu mereka telah menyimpan suatu penyakit.

Kesehatan jasmani adalah pondasi, datangnya penyakit merupakan gangguan. Seorang yang fitrahnya bersih atau sehat, ia akan selamat dari penyakit kalbu. Siapapun yang tidak memerhatikan kesehatan dan kebersihan kalbunya, maka kalbunya akan terkena penyakit. Sehingga ia berani berbuat segala maksiat secara terang-terangan. Maka, dengan cara itu Allah menambahkan penyakit kepada kalbu orang itu sehingga menjadi sakit. Ia pun berani berbuat berbagai maksiat secara terang-terangan. Bahkan ia berani menyekutukan Allah, karena jalan yang menuju ke sana mempunyai berbagai jalan untuk menyekutukan Allah dan menuju kekafiran.

Jika akidahnya telah rusak, maka di kalbunya ada penyakit. Ia pun menjadi seorang munafik. Karena itu, ia bukan menjadi kafir dan tidak mengakui ketuhanan. Jika penyakit itu tidak mendapat pertolongan dari Allah untuk menghilangkannya, maka orangnya akan sering berbuat maksiat, sehingga akhirnya ia menjadi seorang kafir. Bahkan, jika seorang mempunyai keraguan terhadap ajaran Allah, maka hubungannya dengan Allah akan terputus, sehingga ia bertambah ragu terhadap adanya Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Dan dirinya merasa bahwa semua orang mempunyai sifat yang sama terhadap wujudnya Allah, sehingga ia hidup dalam kesesatan dan dalam kemaksiatan. Bahkan ia mengira orang lain juga seperti dirinya yang tidak beriman dan tidak tunduk kepada Allah. Itulah yang dirasakan oleh seorang munafik yang kalbunya ada penyakit, kemudian Allah menambah penyakit dalam kalbunya, sehingga ia secara total sebagai orang yang menyimpang dari jalan yang lurus.