Surah al-Kahfi [18]: 18

وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
Sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (kalbu) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (QS Al-Kahfi [18]: 18)

Para pemuda Ashabul Kahfi adalah para pejuang yang menjadikan arwah mereka berada di telapak tangan mereka demi menyebarkan agama mereka. Ketika Al-Qur’an menyebutkan kisah Ashabul Kahfi, maka Al-Qur’an menyebutkannya dengan ungkapan yang tersendiri yang amat memukau. Perlu diketahui bahwa para pemuda Ashabul Kahfi adalah para ahli dakwah dan pemberi petunjuk yang sejak semula telah membekali diri mereka dengan rohani. Mereka berdiam diri di sebuah gua. Perilaku mereka pernah juga dilakukan oleh para sahabat Nabi Saw. ketika mereka masih berada di rumah Al-Arqam. Meskipun kisah Ashabul Kahfi dan kisah para sahabat tidak sama, karena kisah-kisah dalam sejarah terjadi berulang kali yang hampir serupa. Mereka adalah juru dakwah yang menyampaikan pesan-pesan agamanya dengan baik dan ikhlas.

Jika kita perhatikan kepada ayat lain, maka dapat kita simpulkan bahwa anjing milik Ashabul Kahfi berada di pintu masuk gua untuk menjaga mereka dari segala ancaman, tetapi ia tidak tergolong dari mereka. Al-Qur’an mengisyaratkan perbedaan para pemuda Ashabul Kahfi dari anjingnya sebagai berikut, Artinya, “Dan (yang lain lagi) mengatakan, (jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya.” (QS.Al-Kahfi,22)

Maksudnya, Allah menyebutkan jumlah Ashabul Kahfi dan menyebutkan anjingnya sendiri. Kemudian Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa anjing itu meluruskan kedua kakinya ke depan untuk menjaga gua, agar orang-orang yang hendak masuk ke dalam gua itu merasa takut untuk masuk gua setelah melihat keberadaan anjing yang nampaknya selalu berjaga-jaga.

1- Perlu kami terangkan suatu pandangan singkat yang diilhami oleh firman Allah di atas, di antaranya , Pasti akan timbul para penguasa yang dihadapi oleh para pemuda Ashabul Kahfi dan akan timbul pula sejumlah pemuda yang bersikap seperti Ashabul Kahfi demi untuk mempertahankan keimanan mereka, meskipun kisahnya tidak sedemikian lengkap dan jelas.

2- Akan kita dapati dalam setiap waktunya sekelompok orang yang hidup di dalam gua. Mereka sengaja hidup seperti kehidupan Ashabul Kahfi, karena mereka dikejar-kejar oleh tentara kaum penguasa, sehingga mereka meninggalkan rumah masing-masing demi untuk mempertahankan agama mereka, maka mereka sengaja sembunyi di dalam gua dan menjadikan anjing mereka yang telah terlatih di depan rumah-rumah mereka.

3- Perlu diketahui juga bahwa anjing Ashabul Kahfi bukanlah anjing biasa, tetapi anjing itu adalah anjing yang telah terlatih untuk menghadapi ancaman dari luar. Karena itu, anjing Ashabul Kahfi meletakkan kedua kakinya di depan, seolaholah akan menerkam siapapun yang mendekati gua tersebut, sehingga sikap anjing itu menimbulkan rasa takut pada siapapun yang melewatinya.

Manusia mempunyai nilai jika ia mempertahankan akidah agamanya, tetapi jika ia tidak mempunyai akidah apapun, maka ia tidak lebih seperti seekor binatang ternak, bahkan lebih hina daripadanya, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut, Artinya, “Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.” (QS Al-A’raaf, 179)

Tentang masalah ini telah disebutkan di berbagai ayat Al-Qur’an yang memberi penjelasan yang lebih jelas.