Surah al-Syu’arâ’ [26]: 84-85

وَاجْعَلْ لي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْاٰخِرينَ۝وَاجْعَلْني مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ
“Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan.” (QS Asy-Syu’araa’, 84-85)

Firman Allah di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa Nabi Ibrahim as adalah seorang yang sangat mengetahui bahwa semua karunia Allah yang dilimpahkan tanpa batas baginya adalah karena sifat kasih sayang Allah kepadanya dan ia yakin semua karunia yang diberikan kepadanya hanya diperoleh dari Allah saja. Bahkan ia mengatakan bahwa yang dapat memberi makan, minum dan dapat memberi kesempatan baginya untuk berbicara hanyalah Allah semata, bukan yang lain. Karena itu, Nabi Ibrahim as berdoa seperti yang disebutkan dalam firman Allah,

وَاجْعَلْ لِي لِسَافَ صِدْؽٍ فِي الََْخِرِينَ
Artinya, “Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (QS Asy-Syu’araa’, 84)

Tentunya, Ibrahim as juga berkeyakinan bahwa yang memberi ilham untuk berdoa seperti itu hanyalah Allah semata, seolah-olah ia menganggap bahwa Allah yang menakdirkan lisannya mengucapkan doa seperti yang kami sebutkan di atas. Selanjutnya, jika ia tidak meyakini bahwa Allah tidak akan mengabulkan doanya, tentunya Allah tidak akan memberinya ilham untuk berdoa seperti itu. Perlu diketahui sebelum Nabi Ibrahim as mengucapkan doa yang kami sebutkan di atas, tentunya ia dan umat Islam senantiasa berzikir dan mengingat Allah dan berdoa kepada Allah dalam shalat-shalatnya.

Perlu diterangkan di sini bahwa para nabi dan rasul ketika mereka mati, maka mereka tidak meninggalkan warisan berupa harta benda untuk para ahli warisnya, sedangkan warisan mereka adalah ajaran yang diwariskan bagi umatnya. Nabi Ibrahim as adalah nabi yang terbesar. Tujuan hidup beliau hanyalah ingin memberi pengertian kepada seluruh umat manusia. Karena itu, harapannya seperti itu ditandai dengan dikabulkannya segala doanya. Sepanjang hidup Nabi Ibrahim as telah meninggalkan dua anak cucu yang dimulai dari Ishaq as hingga berakhir kepada Nabi Isa as. Sedang dari putranya yang lain mendapatkan cucu yang berakhir hingga Nabi Saw.. Pokoknya, semua nabi yang berasal dari anak cucu Ibrahim, semuanya menyebut Nabi Ibrahim as adalah bapak para nabi. Demikian pula kaum muslimin yang diajari oleh Nabi Saw. untuk menyebut Nabi Ibrahim as dalam shalawat mereka yang dibaca ketika shalat. Karena itu, Nabi Ibrahim as akan menjadi calon tunggal penghuni surga yang penuh kesenangan sebagai tanda terkabulnya doa umat Islam bagi Ibrahim dalam setiap shalat mereka.

Perlu diketahui di sini bahwa para nabi dan rasul ketika menyampaikan dakwahnya masing-masing tidak hanya memikirkan penyampaian dakwah sampai di akhir hayat mereka saja, tetapi mereka berharap dakwah mereka akan terus berlangsung sepanjang masa. Karena itu, Nabi Ibrahim as minta kepada Allah agar ia dikenang sebagai orang yang baik oleh umat Islam sepanjang masa.

Adapun permohonan Ibrahim as seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut,

وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ
Artinya, “Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan.” (QS Asy-Syu’araa’, 85)

Mengisyaratkan kepada kita bahwa meskipun Nabi Ibrahim as termasuk bapak bagi para nabi dan rasul yang datang setelahnya. Meskipun demikian, ia masih tetap berharap doa mereka, agar Allah memberinya surga yang penuh dengan segala kesenangan, karena surga hanya dapat diraih oleh seorang yang mendapat karunia dan rahmat Allah semata, bukan dapat diraih dengan amal saleh seseorang. Karena itu, ia minta doa dari para nabi dan rasul dan dari anak cucunya sepanjang masa. Masalah ini adalah masalah penting yang harus kita ketahui bersama untuk selamanya.