Surah at-Taubah [9]: 111

إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (QS At-Taubah, 111)

Pengertian firman Allah di atas, nampaknya Allah menghendaki jiwa dan harta orang-orang yang beriman untuk digantikan dengan surga, karena keduanya akan punah, sedangkan surga akan kekal abadi. Tetapi, jika kita perhatikan Allah lebih dulu mengungkapkan diri mereka daripada harta mereka, karena diri mereka lebih penting untuk menikmati kesenangan di akhirat daripada harta mereka. Kemudian Allah barulah menyebutkan harta yang mereka nafkahkan di jalan Allah, karena seorang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah diberi pahala yang sangat berharga dan besar, karena jika seorang masuk ke dalam surga, apa nilainya harta jika dibanding seluruh karunia Allah di dalam surga. Itulah alasan Allah menyebut dulu diri mereka daripada harta mereka. Berbeda dengan yang disebutkan dalam firman-firman Allah yang lain.

Perlu diketahui bahwa apa saja yang nampaknya dimiliki manusia dari mulai dirinya, hartanya dan lain sebagainya, semuanya hanyalah milik Allah yang diberikan kepada manusia. Tetapi, Allah menyebutkan diri mereka dan harta mereka seolah-olah yang memiliki adalah manusia, padahal pemilik yang sebenarnya adalah Allah. Tentunya, penyebutan seperti itu merupakan karunia tersendiri bagi manusia. Selain itu, Allah membeli diri mereka dan harta mereka dengan surga. Itupun juga karena besarnya karunia Allah kepada manusia, asalkan manusia mau menggunakan segala karunia-Nya untuk kepentingan agama Allah dan mentaati-Nya. Tetapi, jika ada sebagian orang yang menggunakan segala karunia-Nya untuk menentang Allah, maka ia akan menyesali dirinya sendiri, apalagi jika karunia Allah itu telah habis dan ia tidak menyiapkan amal-amal kebajikan untuk akhiratnya, sehingga ia menjadi orang yang paling merugi dan paling jelek nasibnya.

Setelah itu manusia akan diberi kehidupan dan kesenangan yang abadi di akhirat, termasuk juga keridhaan Allah bagi mereka.

Selanjutnya, Allah menerangkan bahwa transaksi jual beli antara manusia dengan Allah itu telah disebutkan di dalam kitab suci Taurat, Injil dan Al-Furqan, bahkan di dalam kitab-kitab suci itu jual beli itu disebutkan berulang kali dengan berbagai ungkapan.