Tentang Penulis
Dilahirkan di Enzurum, Turki bagian timur, pada tahun 1941, M. Fethullah Gulen adalah sarjana dan pemikir Muslim, dan penulis serta penyair yang produktif. Dia dididik ilmu-ilmu agama oleh beberapa sarjana Muslim dan pemimpin spiritual terkenal. Gulen juga mempelajari prinsip-prinsip dan teori-teori ilmu sosial dan eksakta modern. Berdasarkan keterampilannya yang luar biasa melalui belajar secara mandiri, dia dengan cepat melampaui kawan-kawan seangkatannya. Pada tahun 1958, setelah menyelesaikan ujian dengan hasil yang memuaskan, dia dianugerahi lisensi sebagai Khatib, dan kemudian segera ditempatkan di Izmir, propinsi ketiga terbesar di Turki. Di sinilah Gulen mulai mengkristalisasikan temanya dan memperluas jangkauan audiencenya. Dalam khutbah-khutbah dan ceramah-ceramahnya dia menekankan isu-isu sosial yang sedang berkembang: sasaran utamanya adalah untuk mendorong generasi muda untuk memadukan pencerahan intelektual dengan spiritualitas yang bijaksana dan aktivisme yang peduli dan manusiawi.
Gulen tidak membatasi dirinya hanya mengajar di dalam kota. Dia bepergian mengelilingi propinsi-propinsi di Anatolia dan mengajar bukan hanya di masjid-masjid, tapi juga di gedung-gedung pertemuan kota dan rumah-rumah kopi. Hal ini memungkinkannya dapat menjangkau populasi yang mewakili berbagai kalangan dan dapat menarik perhatian komunitas akademik, terutama organisasi mahasiswa. Materi ceramah-ceramahnya, baik formal maupun informal, tidak terbatas hanya pada masalah-masalah agama; dia juga berbicara tentang pendidikan, ilmu pengetahuan, Darwinisme, tentang ekonomi dan keadilan sosial. Karena ceramah-ceramahnya begitu luas dan mencakup bebagai macam topik dan berbobot komunitas akademik banyak yang terkesan, memberi perhatian dan rasa hormat.
Gulen berhenti mengajar secara formal pada tahun 1981, setelah mengilhami para generasi muda dan pelajar. Upaya-upayanya yang dimualai pada tahun 1960-an, terutama mengenai reformasi pendidikan, telah membuatnya sebagai salah satu figur terkenal dan dihormati di Turki. Dari tahun 1988 hingga 1991 dia memberikan khutbah-khutbah di beberapa masjid yang sangat terkenal di pusat-pusat yang banyak penduduk, sambil terus menyampikan pesan-pesannya melalui konferensi-konferensi, bukan hanya di Turki, tapi juga di Eropa Barat.
Gagasan-gagasan Utama
Dalam ceramah-ceramah dan tulisan-tulisannya Gulen memimpikan abad duapuluh satu sebagai abad yang akan bisa kita saksikan lahirnya dinamika spiritual yang akan menghidupkan kembali nilai-nilai moral yang telah lama terbengkalai; sebuah era toleransi, pemahaman, dan kerjasama internasional yang pada akhirnya mengarah, melalui dialog antar budaya dan berbagi nilai-nilai, pada peradaban yang tunggal dan inklusif. Dalam bidang pendidikan, dia telah memelopori pendirian banyak organisasi yang bekerja untuk kesejahteraan masyarakat, baik di Turki maupun di luar Turki. Dia telah mengilhami penggunaan mass media, khususnya televisi, untuk menginformasikan kepada publik, mengenai masalah-masalah yang mendesak bagi mereka, secara individual atau kolektif.
Gulen percaya bahwa jalan menuju keadilan bagi semua orang tergantung pada ketersediaan pendidikan universal yang memadai dan sesuai. Baru kemudian akan ada pemahaman dan toleransi yang cukup untuk menghormati hak-hak orang lain. Sampai di sini, dia telah bertahun-tahun mendorong kelompok elit dan para pemimpin komunitas, pengusaha-pengusaha kelas kakap dan kecil untuk mendukung pendidikan yang bermutu. Dengan bantuan sumbangan dari sumber-sumber ini, banyak sekolah didirikan, baik di Turki maupun di luar Turki.
Gulen telah menyatakan bahwa dalam dunia modern satu-satunya cara agar orang lain mau menerima gagasan-gagasan kita adalah dengan cara persuasi. Dia menjelaskan mereka yang terpaksa menggunakan kekerasan akan bangkrut secara intelektual; orang-orang selalu menuntut kebebasan untuk memilih dengan cara seperti mereka menyelesaikan segala urusan mereka dan dengan ungkapan nilai-nilai spiritual dan agama mereka. Demokrasi, Gulen berargumen, meskipun memiliki banyak kelemahan, sekarang ini menjadi satu-satunya sistem politik yang dapat bertahan, dan masyarakat harus berusaha memodernisasikan dan mengkonsolidasikan lembaga-lembaga demokrasi agar dapat membangun masyarakat yang di dalamnya hak-hak dan kebebasan individu dihargai dan dilindungi, dan kesempatan yang sama untuk setiap orang bukan sekedar mimpi belaka.
Kegiatan-kegiatan Antar Agama dan Antar Budaya
Sejak pensiun, Gulen mengkonsentrasikan diri untuk mengadakan dialog diantara golongan-golongan yang merepresentasikan berbagai ideologi, budaya, agama, dan bangsa. Pada tahun 1999, makalahnya yang berjudul “Pentingnya Dialog Antar Agama” dipresentasikan di Parlemen Agama-agama Dunia di Cape Town, 1-8 Desember. Dia mempertahankan bahwa “dialog adalah suatu keharusan” dan bahwa orang-orang, tanpa memandang batasan-batasan bangsa dan politik, memiliki lebih banyak kesamaan dari pada yang mereka sadari.
Dengan demikian, Gulen menganggap bahwa dialog yang tulus itu sangat bermanfaat dan perlu diadakan agar orang-orang semakin saling memahami satu sama lain. Sampai di sini, dia telah membantu mendirikan Yayasan Wartawan dan Penulis (1994), yang kegiatan-kegiatannya yang mempromosikan dialog dan toleransi diantara semua lapisan masyarakat disambut hangat oleh masyarakat dari berbagai profesi. Lagi, hingga di sini, Gulen mengunjungi dan menerima figur-figur berpengaruh, bukan hanya dari kalangan masyarakt Turki, tapi dari seluruh dunia. Paus John Paul II di Vatikan, mendiang John O’Connor, Uskup Agung New York, Leon Levy, mantan Presiden Liga Anti Penistaan adalah diantara tokoh-tokoh agama dunia yang berpengaruh yang telah ditemui Gulen untuk mendiskusikan dialog dan mengambil inisiatif dalam hal ini. Di Turki, Duta Besar Vatikan untuk Turki, Kepala Gereja Ortodoks Turki, Ketua Komunitas Armenia Turki, Kepala Pendeta Komunitas Yahudi Turki dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya di Turki telah sering bertemu dengan Gulen, menggambarkan contoh betapa tulusnya dialog antar umat beragama dapat diadakan.
Dalam pertemuannya dengan Paus John Paul II di Vatikan (1998), Gulen menyampaikan usulan untuk mengambil langkah tegas untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah melalui kerja sama di tanah, tempat tiga agama berasal, ini. Dalam proposalnya, dia juga menggarisbawahi bahwa ilmu pengetahuan dan agama sebenarnya adalah dua hal yang berbeda yang memancar dari kebenaran yang sama: “Umat manusia dari waktu ke waktu menolak agama atas nama ilmu pengetahuan dan menolak ilmu pengetahuan atas nama agama, menganggap keduanya memiliki pandangan yang berseberangan. Semua pengetahuan milik Tuhan dan agama berasal dari Tuhan. Lantas bagaimana bisa keduanya saling bertentangan? Hingga di sini, upaya kita bersama untuk mengadakan dialog antar agama dapat berbuat banyak untuk memperbaiki pemahaman dan toleransi masyarakat”.
Gulen memberikan siaran pers untuk mengutuk serangan teroris 11 September di Amerika Serikat, yang dianggapnya sebagai pukulan telak terhadap perdamaian dunia yang secara tidak adil menodai kepercayaan orang-orang beriman: “ . . . teror tidak pernah bisa digunakan dengan mengatas namakan Islam demi tujuan Islam apapun. Seorang teroris tidak bisa menjadi seorang Muslim dan seorang Muslim tidak bisa menjadi seorang teroris. Seorang Muslim seharusnya menjadi simbol perdamaian, kesejahteraan, dankemakmuran”.
Jajak pendapat secara online yang diadakan oleh majalah Kebijakan Luar Negeri AS bekerjasama dengan majalah Prospek Inggris pada tahun 2008 menyatakan bahwa Fethullah Gulen adalah salah satu pemikir papan atas di antara 100 intelektual yang dipilih oleh editor. Dunia Muslim, sebuah jurnal yang khusus membidangi Islam dan hubungan Islam-Kristen, mempublikasikan edisi khusus (Volume 95, Nomor 3, Juli 2005) dengan judul “Islam di Masa Turki Kontemporer: Kontribusi Fethullah Gulen” dengan makalah-makalah oleh para sarjana di bidang itu.
“Gerakan Gulen” banyak didiskusikan oleh para akademisi di sejumlah konferensi internasional yang diselenggarakan di Amerika Serikat dan Eropa oleh universitas-universitas seperti Rice University, Houston, TX, University of Oklahoma, University of Texas at San Antonio, Southern Methodist University di Dallas, Georgetown University, Washington D.C., Leeds Metropolitan University di Inggris, dan the University of Rotterdam di Belanda.
Gulen menulis di sejumlah jurnal dan majalah. Dia menulis artikel-artikel yang berpengaruh untuk beberapa majalah. Beberapa tulisannya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dunia.
Kepercayaan pendidikan yang diilhami oleh Gulen telah menghasilkan organisasi-organisasi—yayasan dan asosiasi—nirlaba yang tak terhitung jumlahnya di Turki dan di luar Turki yang memberikan banyak beasiswa.
Meskipun menjadi public figure yang terkenal, Gulen selalu menjauhkan diri dari politik praktis. Pengagum Gulen termasuk para wartawan, akademisi, personil TV, politisi, dan para pejabat Turki dan luar negeri. Mereka menganggap Gulen sebagai inovator sejati dan tokoh reformasi sosial yang unik yang menjalankan apa yang dia khutbahkan. Mereka menganggapnya sebagai aktivis perdamaian, sarjana intelektual dan agamis, mentor, pengarang dan penyair, pemikir besar dan pemandu spiritual yang telah mebaktikan hidupnya untuk mencari solusi atas berbagai penyakit sosial masyarakat dan kebutuhan spiritual. Mereka menganggap gerakan yang dilakukannya sebagai gerakan yang didedikasikan untuk pendidikan, tapi pendidikan untuk hati dan jiwa dan juga pikiran, yang ditujukan untuk menghidupkan dan menyegarkan kembali seluruh keberadaan untuk meraih kompetensi dan menyediakan barang-barang atau layanan yang berguna bagi orang lain.
- Dibuat oleh