300 Akademisi Hadiri Panel “Media and Values” di UIN dan UNJ
Fethullah Gülen Chair bekerjasama dengan The Fountain Magazine mengadakan diskusi panel berjudul "Media dan Nilai" yang berlangsung selama dua hari di 2 universitas yang berbeda. Yaitu di Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN, Rabu 30 Maret 2011) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ, Kamis 31 Maret 2011). Panel yang menyoroti secara tajam permasalahan media dan biasnya dengan jurnalis-jurnalis lokal dan akademisi ini dihadiri oleh 300 peserta, termasuk dosen, dekan dan mahasiswa. Acara panel dimulai dengan sambutan Ketua Fethullah Gülen Chair, Dr. Ali Ünsal.
Mengawali sebagai Pembicara pertama dalam panel tersebut, tampil Jon Pahl dari Lutheran Theological Seminary Philadelphia, Amerika Serikat yang membahas tentang layak atau tidaknya media menjadi sebuah moral. Dia menggambarkan bagaimana memikirkan kembali “ruang suci” dan komitmen lain dari tradisi sejarah keagamaan yang mungkin bisa membantu mengarahkan media untuk menjadi sesuatu yang tidak hanya bertendensi pada minat pasar, tapi bahkan diharapkan bisa lebih jauh dari itu. Penampilan selanjutnya dilanjutkan dengan presentasi yang dikemukakan oleh Pro. Radhi al Mabuk, Ph.D. dari The University of Notheren Lowa, Amerika Serikat. Radhi menekankan betapa pentingnya peran media dalam menyiarkan pesan-pesan moral dan nilai-nilai di dunia sekarang ini. Dalam diskusi panel itupun ia menyebutkan keterkejutannya ketika membaca buku “Love and Tolerance” (Cinta dan Toleransi) karya Fethullah Gülens. Dia juga menyoroti gagasan Gülen tentang pengampunan (forgiveness) yang mengembalikan sesuatu pada esensinya, menjadi terasing dari diri sendiri dan dengan cara ini, ia menemukan hakikat dirinya sendiri. Dia juga menyimpulkan dengan menyebutkan pentingnya dilakukan dialog antaragama, dimana kelompok-kelompok yang merasa tertindas dan terpinggirkan kemudian dapat bekerja sama dengan kelompok superior dan menerima semua kelompok lainnya melalui jalan dialog.
Di penghujung panel, Editor Senior “Fountain Magazine” Hakan Yeşilova, menguraikan maksud dan tujuan berdirinya majalah tersebut. Ia menuturkan, tujuan dari penerbitan majalah tersebut berfokus pada moral dan nilai-nilai di media dan kebutuhan untuk melakukan dialog antaragama di era modern sekarang ini. Yeşilova juga menggambarkan bagaimana kekuatan dan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana 100.000 lebih kata-kata seseorang dapat didengar setiap harinya, dan 97% itu dapat diakses melalui organ media seperti televisi, radio, komputer dan media cetak dan hanya 1% pesan yang disampaikan melalui forum formal semacam pendidikan. Ia menyebutkan kekuatan kata telah disebutkan urgensinya dalam Alkitab (Yohanes 1:1) dan juga dalam al Quran (QS. Al Rahman [55]:1-4). Dia gambarkan juga bagaimana suasana pada tahun 1979 ketika dunia berubah. Perubahan yang diusung Fethullah Gülen disahkan melalui inisiatifnya dalam majalah “Sizinti” yang terbit untuk mengatasi kebutuhan pemuda dan menjangkau dunia dengan uluran tangan saling membantu. Dia menyimpulkan dengan menyebutkan pentingnya media dalam menemukan panjang gelombang yang tepat untuk mengatasi audiens mereka.
- Dibuat oleh