ICG memuji peran hizmet dalam proses perdamaian dengan suku Kurdi
Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh International Crisis Group (ICG) pada upaya Turki untuk mengatasi masalah suku Kurdi, bahw ICG memuji peran positif gerakan hizmet tang berbasis agama dalam memainkan proses perdamaian.
Laporan yang berjudul “Crying Wolf: Why Turkish Fears Need Not Block Kurdish Reform,” dirilis pada hari Senin oleh lembaga internasional think tank, mengatakan bahwa gerakan non-politik ada di antara kelompok yang kadang-kadang memainkan peran positif dalam proses perdamaian.
Laporan ini menekankan bahwa meskipun Fethullah Gülen seorang tokoh agama Islam, yang mengilhami hizmet, dianggap sebagai tokoh nasional dalam hal budaya dan gerakan Kurdi melihat hizmet sebagai "di balik penangkapan aktivis kurdi dan ancaman bagi orang-orang Kurdi", hizmet baru-baru ini mengambil posisi sebagai reformis pada beberapa isu sentral, seperti permasalahan etnis dan penggunaan satu bahasa ibu.
ICG melaporkan pernyataan Gülen di mana ia mengatakan ia terbuka untuk orang-orang yang dididik dalam bahasa ibu mereka dan dengan tokoh-tokoh lain dari gerakan yang berbicara positif tentang mendefinisikan kewarganegaraan dan keturkian.
Laporan ini mengacu pada sebuah wawancara oleh Rudaw, sebuah koran online di Arbil Irak utara, dengan Gülen pada bulan Juni di mana dia mengatakan pengakuan penggunaan satu bahasa ibu dalam pendidikan sebagai prinsip merupakan indikasi suatu negara hanya melayani warganya.
"Menerima prinsip pendidikan dalam satu bahasa ibu merupakan suatu keharusan bagi sebuah negara yang adil terhadap warganya...[Tapi] para orang tua di Kurdi perlu mengajarkan bahasa Turki kepada anak-anak mereka, "kata Gülen Rudaw
Selama beberapa dekade, negara Turki menolak penggunaan bahasa Kurdi di area publik, termasuk pendidikan. Pemerintah Turki baru-baru ini memperpolehkan sekolah dan fasilitas publik lainnya untuk menawarkan kursus bahasa Kurdi dan untuk sekolah swasta dalam menyediakan pendidikan dalam bahasa kurdi sebagai bagian dari program untuk meningkatkan hak-hak suku Kurdi.
Laporan ICG juga mengutip pernyataan dari wakil presiden Journalists and Writers Foundation (GYV), Cemal Uşşak dalam sebuah catatan kaki: Ia mengumumkan bahwa sekolah-sekolah yang dipelopori oleh hizmet siap untuk memberikan pendidikan para siswa dengan menggunakan bahasa ibu mereka, praktek tersebut akan menyatukan Turki, bukan memecah belah. Dia menambahkan: "Sebagian besar orang Kurdi dan Muslim di negara ini tidak merasa dirinya sebagai bagian dari konsep Turki. ... Definisi yang lebih inklusif dapat diciptakan.".
Gülen dalam banyak kesempatan memberikan dukungan kepada proses penyelesaian digagas oleh pemerintah Turki pada bulan Oktober tahun lalu untuk mencari solusi damai dan politik dalam sengketa dan konflik bersenjata Kurdi yang telah berlangsung puluhan tahun, dan ia telah lama mendorong perluasan hak dan kebebasan, dan peningkatan hubungan dengan Kurdi untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di daerah-daerah yang telah lama terganggu oleh konflik yang menewaskan sedikitnya 40.000 orang.
Dalam wawancara dengan Rudaw, Gülen menekankan bahwa hak asasi manusia dan kebebasan adalah hak alami dan tidak ada yang memiliki wewenang untuk memberikan hak-hak kepada orang lain sesuka hati. "Setiap manusia, termasuk para nabi, adalah sama karena fakta bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai manusia," katanya. "Tanpa pengakuan fakta ini, tidak akan ada kemungkinan adanya peradilan atau sistem hukum."
Mengenai proses perdamaian yang sedang berlangsung, Gülen telah memanggil kedua belah pihak untuk melakukan rekonsiliasi dengan kepekaan untuk menghindari pernyataan provokatif sehingga tidak menyinggung pihak lain selama proses tersebut.
- Dibuat oleh