Fethullah Gülen: “Demokrasi Belum Juga Tertangani, Satu Lagi Hantaman Buat Mesir”
Intelektual muslim yang sangat disegani, M. Fethullah Gülen saat ia mengomentari pemecatan Muhammad Morsi dalam kudeta militer pekan lalu mengatakan, bahwa sekali lagi demokrasi merupakan sebuah hantaman di Mesir. Dalam sebuah pengajian mingguan terbarunya, yang disiarkan pada hari Senin melalui situs fgulen.com, Gülen berbagi pandangannya mengenai kudeta militer di Mesir. Mengingat bahwa penggulingan kekuasaan itu datang pada pemerintahan Mesir yang terpilih melalui Pemilihan Umum. Gülen mengatakan, penggulingan pemerintahan melalui kudeta ini mirip dengan yang terjadi di Turki pada 27 Mei 1960, 12 Maret 1971, dan 12 September 1980, yang tercatat dalam sejarah sebagai sebuah tindak kejahatan. “Demokrasi sekali lagi menjadi sebuah pukulan,” ungkap Gülen.
Militer Mesir pada hari Rabu menggulingkan presiden pertama negara itu yang terpilih secara demokratis, membekukan konstitusi, menyerukan Pemilu baru serta mengumumkan akan mendirikan pemerintahan sipil sementara, kemudian pada hari Kamisnya Ketua Mahkamah Agung negara itu dilantik sebagai presiden sementara.
Ini membuktikan bahwa tanpa ampun upaya itu digunakan untuk menggulingkan Morsi dengan alasan bahwa dia telah melakukan kesalahan. Gülen mengatakan, “Satu tahun adalah waktu yang relatif singkat bagi seorang presiden untuk memenuhi harapan dirinya. Sebuah negara muslim terdekat kita ini tengah menuju Pemilu dengan pemahaman demokrasi yang melekat banyak kepentingan sehubungan dengan kriterianya saat ini. Salah satunya adalah memegang tampuk kekuasaan yang hanya setahun berlalu sejak pemilihan. Sekali saja bahkan tidak bisa melampaui magang selama setahun. Mengendalikan negara merupakan sebuah pekerjaan yang besar. Dan dia (Morsi;red) menurut beberapa orang terguling akibat kesalahannya,” kata Gülen.
Menurut Gülen, hari ini tak ada gunanya menyalahkan Morsi atas apa yang terjadi atau karena ia gagal mengenal lingkaran dekatnya. Harus diingat bahwa setiap orang bisa saja melakukan kesalahan dan menjadi korban atas sebuah pendapat yang baik tentang orang-orang di sekelilingnya. Gülen mengatakan, seharusnya Morsi juga diperingatkan sebelumnya.
“Kekeliruan seorang mukmin dalam berbaik sangka kepada seseorang, lebih baik daripada berburuk sangka kepada orang lain walaupun itu benar adanya,” Suatu hari kita bisa saja menjadi korban atas pikiran positif kita itu. “Jika orang lain melihat bahwa ini adalah sebuah kesalahan, seharusnya mereka memperingatkannya seraya mencegah mereka dari perbuatan salah itu,” tutur Gülen.
“Terkadang sebuah kelompok dengan kepentingan mereka sendiri mengelilingi seseorang. Namun dukungan mereka hanya bertujuan untuk menjaga kepentingan mereka sendiri. Mereka bertepuk tangan dan memujinya. Orang itu akan berasumsi bahwa orang-orang ini adalah teman yang tulus. Dia menyebut apa yang mereka katakan baik sebagai hal yang baik dan apa yang mereka katakan buruk sebagai hal yang buruk. Orang itu (Morsi) mungkin telah tertipu sedemikian rupa juga. Dia harus segera diperingatkan. Badan Intelijen memperingatkannya. Hasutan harus dicegah dari awal,” tambahnya.
Gülen juga memperingatkan bahwa beberapa kalangan akan membuat sebuah rencana untuk melihat tentang apa yang terjadi di Mesir juga dapat terjadi di negara-negara lain. “Beberapa orang berpikir bahwa angin musim gugur mulai bertiup di suatu tempat, dan mari kita membuat angin ini bertiup di mana-mana, dan dengan berlalunya musim semi ini mungkin saja dapat memanfaatkan persoalan ini dengan cara yang berbeda. Paling-paling bersikap hati-hati sangat diperlukan,” tambah Gülen.
- Dibuat oleh