Fethullah Gülen, “Sang Inspirator”
Fethullah Gülen bukan nama yang asing di kalangan pergerakan Islam modern. Ketokohan Gülen, bukan hanya dihormati oleh mayoritas Muslim di dunia, tapi juga dihormati oleh kalangan non-Muslim. Sosoknya bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat dan agama karena pemikiran-pemikirannya yang moderat dan menjadi penyeimbang para pemikir Islam yang dianggap ekstrem dan radikal. Di negara asalnya, Turki, Gülen bukan hanya dikenal sebagai seorang pemikir dan tokoh pergerakan, tapi juga dikenal sebagai ulama yang sangat hebat. Dia lahir di Korucuk, Provinsi Erzurum, Turki Timur pada tanggal 10 November 1938, merupakan sosok ulama kharismatik dan paling berpengaruh di Turki. Ayahnya, Ramiz Gülen, adalah seorang ulama. Sejak kecil ia lebih memfokuskan pendidikan informalnya di bidang agama Islam. Sejak usia 14 tahun, ia sudah mulai memberikan ceramah keagamaan. Pada 1959, saat usianya menginjak 21 tahun, Gülen sudah mendapatkan lisensi menjadi dai. Kariernya sebagai dai dimulai di kota Izmir. Di kota inilah Gülen mulai mengenalkan pemikiran-pemikirannya mengenai pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan keadilan sosial. Di kota ini juga ia mulai membangun basis pengikutnya, yang sebagian besar adalah para siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Nama Gülen makin dikenal setelah ia diundang ceramah ke berbagai masjid di wilayah Turki. Ia banyak berkeliling kota di hampir seluruh Turki untuk mengajar dan berceramah. Ia juga sering diundang dalam pertemuan-pertemuan formal dan infromal para pejabat kota. Sejak itu, ceramah-ceramahnya selalu diminati masyarakat. Selain melalui ceramah, pemikiran Gülen juga disampaikan melalui tulisan. Hingga kini, tak kurang dari 70 buku telah ia tulis, dan lebih dari 1000 kaset dan CD mengenai ceramah-ceramah beliau telah dipublikasikan, di samping sejumlah artikel dalam berbagai jurnal. Topiknya beragam, baik mengenai pendidikan, hubungan antaragama, dan keadilan. Karya-karya tulisnya kini sudah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa, antara lain Inggris, Jerman, Rusia, Albania, Jepang, Korea, Spanyol, dan Indonesia. Gülen banyak menuangkan pemikiran-pemikiran tentang pembaruan di dunia Islam dan lebih mengedepankan dialog dan perdamaian antar umat beragama dalam menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Pemikiran-pemikirannya ini kemudian menjadi sebuah gerakan yang ia wujudkan dalam bentuk lembaga-lembaga pendidikan, lembaga amal, media massa cetak dan elektronik, perkumpulan-perkumpulan pelajar dan kelompok-kelompok lobi, bahkan membantu berdirinya asosiasi wartawan dan penulis (Journalists and Writers Foundation) di Turki pada tahun 1994. Gerakan Gülen juga memiliki media sendiri, termasuk koran Zaman, saluran tv Samanyolu, dan stasion radio Burc. Mereka juga memproduksi acara video dan audio. Mereka yang terlibat termasuk intelektual-intelektual kenamaan dari berbagai universitas bergengsi di Turki..
Gerakan Gülen mengoperasikan sekitar lebih dari 1.000 sekolah di 130 negara, surat kabar, TV, radio, universitas, dan bahkan bank. Lembaga-lembaga pendidikan ini menggunakan kurikulum yang sama dengan yang digunakan sekolah-sekolah negeri. Gülen memang menomorsatukan pendidikan yang bisa mengintegrasikan kaum Muslim ke dunia modern. Mereka menekankan nilai-nilai agama seperti perilaku yang baik dan hormat kepada mereka yang lebih tua. Sekolah-sekolah ini didanai oleh para pendukung Gülen, baik dari kalangan pengusaha, aristokrat, birokrat, bahkan rakyat biasa. Para pengajarnya merupakan lulusan perguruan-perguruan tinggi terbaik Turki. Dan sekolah-sekolah itu dianggap berhasil menawarkan pendidikan berkualitas tinggi. Mereka memang dikenal sebagai pekerja keras dan sangat mendahulukan pelayanan (hizmet). Filantropi juga menjadi salah satu program terkenal Gerakan Gülen. Mereka mendirikan lebih dari 1000 sekolah di seluruh dunia, dari Tanzania ke Cina dan Afrika, tetapi terutama di Asia Tengah. Termasuk di Indonesia kini.
Sekolah-sekolah dari yayasan yang berada di bawah kejasama Turki dan pihak swasta pun sangat berprestasi, terbukti dari 16 medali yang didapat Indonesia dalam ajang olimpiade terakhir 14 di antaranya diraih oleh siswa dari sekolah-sekolah tersebut. Ajaran Gülen telah menginspirasi jutaan masyarakat Turki untuk meluangkan waktu dan uang mereka untuk aktif dalam kelompok-kelompok dalam bidang penerbitan, amal dan seluruh bidang pendidikan. Bagi anggota gerakan Gülen, dia adalah seorang pemimpin yang sangat inspirasional mendorong kehidupan yang dipandu oleh prinsip-prinsip Islam moderat.
Kekaguman terhadap kiprah Gülen dalam bidang pendidikan juga pernah dilontarkan mantan presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa dengan panggilan Gus Dur. Menurut Gus Dur, dalam mengembangkan sistem pendidikan, bangsa Indonesia harus belajar banyak dari Fethullah Gülen yang lebih menekankan pada pembentukan akhlak yang mulia. ''Ini sesuatu yang sangat penting apalagi bagi bangsa Indonesia, karena sekolah-sekolah kita ini sekarang hampa moral. Kehampaan moral ini telah mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran yang ada di masyarakat, maraknya korupsi, dan berbagai penyelewengan yang dilakukan birokrasi merupakan salah satu akibatnya. Ini menunjukkan bahwa ada krisis di dalam dunia pendidikan kaum Muslimin di Indonesia. Karena itu, saya rasa belajar bagaimana mengembangkan akhlak yang baik dalam pendidikan kita menjadi sangat penting,'' papar Gus Dur seperti dikutip dari website Pasiad Indonesia.
Dan apa yang dilakukan Gülen ini diikuti oleh para murid-muridnya dan orang-orang yang terinpirasi oleh pemikirannya. Sebenarnya, mereka lebih senang menyebut semua ini dengan pelayanan (Hizmet/khidmat) bukan gerakan, atau sebuah pengabdian terhadap sesama manusia dimana pun dan kapan pun tanpa melihat perbedaan yang ada. Mereka melakukan semua itu tanpa mengharap imbalan apa pun, semata-mata hanya berharap ridha Allah SWT, karena mereka meyakini bahwa pengabdian adalah salah satu jalan untuk mendapatkan ridha-Nya tegas Dr. Ali Unsal, Direktur Fethullah Gülen Chair UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fethullah Gülen adalah seorang cendikiawan, penulis, pemikir dan aktivis pendidikan Muslim Turki yang mendukung dialog antaragama dan antarbudaya, harmonisasi ilmu pengetahuan dengan spiritualitas, prodemokrasi dan menentang kekerasan dan penyalahgunaan agama untuk idiologi politik. Gerakannya mengutuk terorisme, mendukung dialog antar agama dan menekankan peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan. Kini orang-orang Turki yang telah terinspirasi oleh pandangan-pandangannya telah tersebar di sekitar 160 negara, dan di 150 negara tersebut mereka telah mendirikan lembaga pendidikan. Bila suatu negara ingin melihat masa depan penuh dengan harapan, maka generasi mudanya harus dibekali pembelajaran. bila orang tua ingin memiliki anak yang berbakti, maka anaknya harus diletakkan pada tempat yang dapat membangun pikiran dan hatinya. Menurut Ali Unsal, isu saat ini mengenai pendidikan telah melewati batas negara, sudah menjadi fenomena internasional. Menangani berbagai aspek pendidikan, terutama dalam dunia akademis, merupakan hal yang sangat penting, ungkap Ali Unsal, dalam acara bertajuk The Significance of Education for the Future: The Gülen Model of Education. Dari mereka kita dapat belajar semangat pengabdian yang tulus di tengah budaya egoisme mementingkan diri sendiri dan sikap acuh terhadap sesama. Bukankah nabi Muhammad mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Dan betapa pentingnya pendidikan demi kemajuan bersama di masa depan.
Sumber: Wawancara bersama Dr. Ali Ünsal (Direktur Fethullah Gülen Chair UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan berbagai sumber lainnya.
- Dibuat oleh