Pencerahan Fethullah Gülen sebagai Aktor Budaya
Elite laicist statis yang dominan telah menahan masyarakat sipil di Turki, menyembunyikan berbagai masalah penting, menahan perkembangan dan reformasi serta dan memberangus tuntutan demokrasi yang sah. Hal ini menyebabkan hilangnya energi sosial dan mengarah ke modernisasi yang menyimpang dan mematahkan inisiatif dan mobilisasi sipil.
Padahal, untuk mewujudkan demokrasi yang efektif dan berkembang perlu beberapa syarat, antara lain: masyarakat membu-tuhkan institusi yang modern, penyeleksian dan pembaruan SDM untuk menjalankan berbagai institusi secara terbuka dan berdaya guna. Yang tak kalah penting adalah sistem ekonomi yang kompetitif dan terbuka untuk mendukung globalisasi. Selain itu, demokrasi mensyaratkan adanya kebebasan intelektual, kebebasan budaya, pemerintahan yang pluralis dan damai yang berasosiasi dan berorien-tasi keagamaan. Pencerahan Gülen tidak memberikan respons terhadap berbagai kebutuhan melalui klaim atau tindakan politik partisan. Gülen juga tidak melakukan oposisi terhadap kebijakan elite dan tidak pernah menentang otoritas atau kekuasaan negara atau badan-badannya.
Di lain pihak, Pencerahan Gülen tidak mundur dari arus utama kehidupan nasional. Mereka tidak pernah terpinggirkan dan keting-galan zaman atau sebaliknya utopia dalam memandang masyarakat masa depan. Mereka berupaya mendorong agar potensi laten rakyat Turki dapat tumbuh dan mengartikulasi diri sendiri melalui program layanan pendidikan, kesehatan, antarbudaya dan antarkepercayaan secara berkelanjutan. Program ini dikelola dan diberikan oleh sebuah jaringan institusi yang terdesen-tralisasi/Organisasi Gerakan Sosial (SMO). SMO saling berhubungan secara informal tetapi secara formal dan operasional bersifat independen satu dengan lainnya. Keberadaan SMO ini memiliki manfaat langsung yang dapat dilihat dengan bertambahnya layanan khusus yang secara lokal diberikan. Selain itu, keberadaan SMO dapat memperkuat proses institusionalisasi dan modernisasi di Turki. Dengan demikian, Pencerahan Gülen secara konsisten telah memahami dan menegaskan peranan berbagai institusi masyarakat sipil dalam membentuk perkem-bangan demokrasi. Demokrasi yang dicita-citakan adalah yang partisipatorik, memiliki nilai khusus etika hizmet, altruistik, dan sukarela dalam layanan masyarakat lokal, terutama yang membutuhkan.
Melalui kerja SMO dan sejumlah platform spesifik, Pencerahan Gülen telah merombak ruang publik dan merevitalisasi serta mengonsolidasi demokratisasi. Platform ini untuk pertama kalinya ada di dalam sejarah Turki modern. Hal ini telah menyatukan rakyat Turki dengan pandangan yang berbeda pada masa dekade penuh ketegangan, ketidakpercayaan dan per-musuhan. Inisiatif ini telah melibatkan intelektual dalam menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan. Ia juga telah memberi kontribusi atas proses penamaan yang didasarkan pada informasi. Hal ini telah memberikan pencerahan atas berbagai masalah yang tersembunyi. Dalam hal ini, rasionalitas aparat proteksionis tidak memberikan penjelasan dan menawarkan kepada rakyat pembelaan terhadap manipulasi makna yang dilontarkan oleh kelompok kepentingan.
Keberadaan platform ini menjadi sebuah wahana untuk berekspresi dan membahas berbagai masalah dan kebutuhan sosial. Hal ini membuktikan bahwa Pencerahan Gülen telah membawa pendekatan baru terhadap hubungan antara kepercayaan dan akal, hidup bersama secara damai dengan keberagaman agama, pelayanan pendidikan yang mengombinasikan berbagai pelatihan. Tujuannya adalah agar masyarakat kota dan industri memiliki pedoman moral yang baik didasarkan pada nilai etika universal dan memperdalam kepercayaan dan spiritualitas personal. Hal ini menciptakan sebuah perasaan dan kapasitas untuk hidup berdampingan dan menghormati perbedaan di dalam ruang umum kewarganegaraan di Turki.
Pencerahan Gülen telah berupaya mencapai tujuannya tanpa melanggar ketentuan perundang-undangan, sistem atau memper-tanyakan legitimasi dari otoritas negara. Karena fokus utamanya mereformasi pemahaman terhadap budaya, norma dan identitas—daripada memperjuangkan kepentingan material dan distribusi ekonomi—maka Pencerahan Gülen dapat dideskripsikan sebagai sebuah aktor budaya yang fenomenal.
Pencerahan Gülen juga memberikan perhatian khusus terhadap perubahan pola berpikir dan sistem nilai dengan melakukan transformasi ke dalam setiap individu. Berbeda dengan strategi partai politik yang berupaya secara terbuka mengubah realitas eksternal, Pencerahan Gülen dalam hal ini telah menjadi sebuah mesin reformasi sosial namun para aparat yang mendominasi sistem politik berupaya menyembunyikannya. Keberhasilan Pencerahan Gülen dalam memobilisasi didasarkan atas tradisi budaya yang telah tertanam lama berupa memberikan perhatian dan layanan bagi orang lain. Mereka juga telah menciptakan sistem simbolik masyarakat dan mampu independen dari nilai-nilai yang berasal dari pihak elite.
Cara-cara otoritarian dan eksklusif dalam menanamkan nilai dan norma yang dilakukan oleh para elite yang berkuasa telah menjauhkannya dari masyarakat. Intervensi elite dalam transformasi budaya di masyarakat telah menciptakan ketegangan dan faksi-faksi di dalam masyarakat. Selain itu, telah turut memperdalam ketidakpercayaan dan segmentasi di antara rakyat dan negara. Negara telah berupaya mendikte mereka tentang apa yang mereka harus pegang, apa yang mereka harus ingat tentang masa lalu mereka dan apa yang seharusnya dilupakan.
Pemahaman inklusif toleran-Pencerahan Gülen atas budaya bertolak belakang dengan laicisme sempit militan dari pihak proteksionis. Pencerahan Gülen berupaya memperbaiki lingkaran komunikasi yang putus dan pengakuan timbal-balik yang menyatukan masyarakat. Melalui wacana dan tindakan konkret, Pencerahan Gülen mengubah kesadaran kolektif yang sangat mendasar. Pencerahan Gülen telah mengubah kebutuhan sosial, budaya, dan spiritual yang secara politik diabaikan yang selama ini memunculkan permusuhan antara faksi-faksi politik yang bertentangan. Dengan menempatkan alternatif konstruktif praktis dengan pendekatan politik terhadap masalah-masalah sosial, Pencerahan Gülen memperkenalkan ke ruang publik sebuah paradigma baru, sebuah definisi ulang atas norma, persepsi dan realitas di luar kontrol wacana hegemoni.
Sebagai aktor budaya kolektif, Pencerahan Gülen secara simbolik telah mengganti definisi yang sudah mapan dan memperlihatkan dirinya sebagai wasit ditengah hegemoni wacana yang sudah ada. Keberhasilannya dalam melihat dan membentuk realitas melalui berbagai perspektif secara faktual telah mengikis kekuasaan elite. Mereka telah membuka saluran perwakilan baru, mereformasi proses dan ketentuan pengambilan keputusan dengan dampak lebih lanjut pada bentuk demokrasi politik dan keadilan distributif.
Kendati proyek layanan dan tindakan kolektif Pencerahan Gülen merupakan kegiatan legal dan tidak menentang (baik eksplisit atau implisit) terhadap status quo, namun mendapat perlawanan dari status quo dengan alasan klise. Perlawanan itu sebenarnya untuk menjaga status quo dan menyembunyikan kegagalan mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Para pihak proteksionis membuka masalah baru dan area konflik baru. Mereka melakukan perlawanan karena tindakan masyarakat sipil yang tidak bermusuhan lahir dari inisiatif yang berdasarkan kepercayaan yang diinspirasi oleh seorang ulama. Para elite politik menyadari Pencerahan Gülen melakukan tindakan yang sukarela untuk melayani kepentingan publik, memodernisasi berbagai institusi untuk mewujudkan demokrasi partisipatorik, dan memotivasi rakyat menjadi warga negara yang sadar, aktif, dan taat hukum. Tanpa itu semua sebuah demokrasi yang sehat tidak dapat dipertahankan. Untuk itu para elite memandang Pencerahan Gülen sebagai ancaman terhadap kedudukan kekuasaan-nya yang sudah mapan. Mereka melakukan kontramobilisasi dengan cara memanipulasi citra Islam dan menjelek-jelekan Gülen dan Pencerahan Gülen.
Meskipun demikian, etika layanan Pencerahan Gülen berhasil memperkenalkan diri ke dalam ruang publik sebuah citra Islam yang berbeda, sehingga seluruh elemen masyarakat di Turki menjadi terbuka terhadap perubahan dan pembaruan. Masyarakat pada umumnya mengakui nilai-nilai dan kepercayaan sangat bermanfaat bagi setiap individu dan dapat melahirkan kohesi sosial sehingga melahirkan budaya kebersamaan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan. Sebagai contoh, Pencerahan Gülen telah melembagakan dan membangkitkan gagasan yayasan sosial, sebuah tradisi baru yang berhasil berkembang luas dan bermanfaat untuk generasi sekarang dan masa depan.
Pencerahan Gülen juga menawarkan sumber daya intelektual dan spiritual yang memungkinkan rakyat untuk menafsirkan dunia kontemporer dengan cara yang lebih sempurna dan bertanggung-jawab dalam membangun masa depan. Bentuk konkretnya, para partisipan Pencerahan Gülen mendirikan stasiun televisi dan radio, surat kabar dan media cetak lainnya. Ini semua memungkinkan mereka untuk membuka perspektif publik dalam forum yang lebih luas, memberi kontribusi yang lebih efektif terhadap pemahaman budaya dan antarbudaya. Selain itu, masyarakat menjadi lebih aktif dan giat dalam menjalankan agenda sosial. Dampaknya, berbagai masalah kontroversi tidak lagi dapat disembunyikan di balik netralitas formal dan lingkaran tertutup media yang dimiliki oleh pihak elite proteksionis. Arus informasi tentang Pencerahan Gülen baik di dalam negeri Turki maupun antara Turki dengan dunia internasional menjadi lebih luas.
Sebagai elite proteksionis, mereka merupakan penjaga dan pendukung modernisasi bangsa. Namun, berbagai kebijakan dan tindakannya tidak sesuai dengan retorika sehingga mereka telah ditinggalkan oleh organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh para partisipan Pencerahan Gülen. Di sisi lain, salah satu dampak dari Pencerahan Gülen adalah perluasan sektor, kesempatan dan inovasi serta peningkatan jumlah personel yang terlibat di dalam layanan komunikasi, pendidikan dan sosial.
Hubungan antara Pencerahan Gülen, para profesional dan mobilitas sosial muncul dalam bentuk kerja layanan, pelatihan peningkatan keterampilan dan pelatihan budaya yang mampu meningkatkan keterampilan dan intelektualitas baru. Pencerahan Gülen telah menciptakan berbagai usaha baru, kerja sama dan institusi yang bertujuan untuk pengembangan kepribadian dan pelatihan baik terkait dengan layanan maupun penempatan kerja. Hal ini telah menciptakan peluang di sektor pendidikan baik melalui pengajaran bahasa asing maupun pemberian beasiswa untuk melakukan kajian di negara-negara lain.
Hal ini tentu telah menarik dan memobilisasi orang dalam jumlah besar dari berbagai latar belakang untuk bekerja pada berbagai proyek sosial yang signifikan. Mobilitas ini membuat masyarakat Turki lebih terbuka dan adil, dan mampu memengaruhi cara kerja jaringan dan organisasi karena mereka ada dalam jumlah yang besar sekaligus terdiri dari para profesional. Dengan kata lain, kerja Pencerahan Gülen telah mengarah ke modernisasi inovasi, distribusi peluang yang lebih seimbang dan kesejahteran publik yang lebih baik—tanpa melakukan konfrontasi dengan pihak yang berkuasa.
Argumen utama lainnya dari elite proteksionis menghambat Pencerahan Gülen adalah mereka membela bangsa terhadap ancaman fundamentalisme, Islam represif dan radikal. Namun, sesungguhnya karena mereka menghendaki kontrol tunggal atas ruang publik, mereka mendeskreditkan Islam hanya untuk melegitimasi kontrol otoritarian mereka. Masyarakat Turki dan internasional mengakui kualitas layanan yang diberikan oleh Pencerahan Gülen, integritas operasional, dan keberlanjutannya selama tiga puluh tahun sehingga memancing kebencian dan penentangan dari kelompok proteksionis.
Pada hakikatnya, Pencerahan Gülen tidak hanya gerakan non-kekerasan dan nonpolitik, mereka tidak mengisolasi dan membedakan dirinya dari budaya bersama masyarakat dan mendeklarasikan penerimaannya atas pemerintahan sekuler Turki. Gülen telah mendorong rakyat untuk memberikan layanan kemanusiaan melalui kegiatan dan institusi pendidikan, antarbudaya dan antaragama. Seluruh organisasi masyarakat sipil apa pun bidangnya, memiliki rasionalitas umum yang didasarkan pada pengetahuan, keterampilan, dan nilai etika bersama. Rasionalitas ini tidak berubah dalam lokasi yang berbeda baik di dalam maupun di luar Turki. Misalnya, tidak menjadi masalah di mana mereka berada, sekolah-sekolah di bawah inspirasi Gülen bukanlah menerapkan kurikulum agama tetapi mengikuti kurikulum yang ditentukan negara, sekuler, dan program yang diakui secara internasional. Berbagai proyek bersama transna-sional berhasil membawa pengakuan dan kerja sama dari pejabat dan organisasi asing. Ada konsensus di antara negarawan Turki, kalangan intelektual dan ilmuwan Turki di negara-negara tempat institusi mereka berada dimana ketika berada di bawah inspirasi dan kegiatan Gülen, mereka memainkan peranan positif sebagai bagian dari komunitas dan negara.
Oleh karena itu, Gülen dan para partisipan Pencerahan Gülen telah menerima penghargaan atas berbagai upaya dalam dialog, kerja sama dan perdamaian internasional. Penekanan Pencerahan Gülen pada isu keragaman dan nonkekerasan, kerja samanya yang aktif dan terus-menerus dengan kepercayaan dan budaya lain telah menuai banyak apresiasi. Pencerahan Gülen didaulat telah menciptakan perdamaian dan fungsi sebagai penghambat yang paling berhasil atas fanatisme, fundamentalisme dan ’perbenturan peradaban’. Dengan kata lain, Pencerahan Gülen telah menciptakan pencegahan yang jauh lebih berhasil melawan fundamentalisme radikal daripada negara. Visinya memungkinkan rakyat untuk menghidupkan kepercayaan mereka atas identitas Turki, hidup dengan damai dan penuh toleransi dan aman. Bagi para partisipan, tidak ada konflik inheren di dalam kesalehan beragama dan sekularisme.
Di sisi lain, polemik elite proteksionis telah memolarisasi sikap, menciptakan ketegangan, kecemasan, ketidakstabilan dan pemisahan dalam masyarakat. Akan tetapi, tatanan simbolik yang paling mendalam terhadap elite ini berasal dari etika layanan Pencerahan Gülen sendiri. Etika ini didasarkan pada nilai manusia yang objektif dan universal. Nilai-nilai yang memberikan perhatian kepada orang lain dan melayani mereka tanpa motif tersembunyi, tanpa maksud untuk mendapatkan keuntungan materiil, memaksakan ideologi, atau untuk pengaruh politik. Inilah sebuah model tindakan yang tidak dapat ditemukan dalam kegiatan politik pada waktu itu. Model budaya yang dibuat oleh Pencerahan Gülen memperlemah pemahaman sebelumnya bahwa hubungan antara rakyat (dan bahkan bangsa) harus diatur dengan kalkulasi untung-rugi dalam bentuk materi yang didasarkan pada kepentingan diri sendiri. Di dalam masyarakat terbuka, model budaya secara ideal harus dipelajari agar dapat mem-perbaiki sistem yang ada. Hal ini bukan hanya kasus di Turki.
Etika layanan Pencerahan Gülen mewakili sebuah tantangan simbolik yang sangat potensial terhadap logika instrumental dan rasional kelompok kepentingan terhadap negara. Pencerahan Gülen membuktikan komitmen personal langsung para partisipannya dan mereka berbagi dengan orang lain. Sebuah sistem sangat bergantung pada penerimaan rakyat, maka Pencerahan Gülen mengundang rakyat tanpa berkonfrontasi atau menentang sistem atau melanggar hukumnya, namun bertanggung jawab untuk melakukan apa yang diperlukan. Dalam hal ini, Pencerahan Gülen memotivasi aktivisme masyarakat sipil yang begitu lama tetap bersifat altruistik dan nonkonflik serta memperkuat kohesi sosial. Pada waktu bersamaan, Pencerahan Gülen mengungkapkan ketidakberdayaan sistem serta menawarkan model tindakan dan layanan publik yang lebih baik. Walhasil, gagasan Gülen itu diterapkan oleh aktor politik yang mampu memengaruhi kebijakan dan proses pengambilan keputusan.
Selama kudeta 28 Februari seperti pada sederetan kejadian serupa sebelumnya, pihak proteksionis dan kelompok kepentingan melalui media dan teknologi informasi di bawah kontrol mereka berupaya untuk memanipulasi sistem politik guna mendefinisikan sentralitas dan marginalitas baru, merekayasa kecemasan, instabi-litas dan konflik. Gülen dijadikan target paling utama dari kartel media yang dioperasikan oleh pihak elite yang begitu mengharap-kan untuk mengalihkan perhatian publik dari berbagai penggelapan, penyuapan dan alokasi sumber daya publik dan negara secara ilegal. Selain merefleksikan narsisme mereka, hal ini memperlihatkan pelanggaran mereka atas peraturan perundang-undangan dan norma kehidupan politik madani.
Dalam menyerang Gülen dan gagasannya, pihak proteksionis mengintimidasi kelompok intelektual dan politisi yang walaupun bukan partisipan, namun sudah bersimpati terhadap visi dan kegiatan Pencerahan Gülen. Skandal Susurluk dan berbagai bukti setelah 28 Februari menegaskan keberadaan ’the deep state’ dan sejauh mana malpraktik politik dan militer di Turki. Selama periode itu, demokrasi dihentikan karena hasilnya tidak dapat diterima oleh elite proteksionis dan norma demokrasi pun dilanggar.
Berbagai peristiwa yang memecah-belah itu memiliki pengaruh negatif yang mendalam atas formulasi kebijakan publik dan hubungan antara negara dan masyarakat. Elite proteksionis telah gagal menciptakan sebuah desain politik yang mencakup instrumen dan model transformasi yang sesuai dengan realitas ekonomi dan sosial di dunia kontemporer. Mereka tidak membantu inovasi budaya dan memodernisasi kelembagaan yang ada, tetapi menyebabkan banyak kerusakan dan memecah-belah masyarakat Turki.
Melalui medianya, para partisipan Pencerahan Gülen dan pihak ketiga memperlihatkan mereka tidak lagi hanya sebagai konsumen pasif informasi. Mereka tidak lagi dapat diabaikan dari pembahasan tentang organisasi arus informasi. Mereka menolak kampanye terselubung dan memperlihatkan kemauan dan kapasitas yang semakin tumbuh untuk menentukan prakondisi formal untuk wacana tertentu.
Mereka yang melakukan kudeta 28 Februari mengembangkan berbagai persoalan keamanan nasional dari Islamisme reaksioner. Mereka mendeskreditkan Gülen dan Pencerahan Gülen untuk mengalihkan perhatian dari keuangan dan ideologi mereka sekaligus sebagai sebuah peringatan bagi seluruh pendukung dan simpatisan Pencerahan Gülen. Pencerahan Gülen mengatasi krisis ini tanpa melakukan perlawanan apa pun atau membalasnya. Mereka memberi respons secara damai karena kepercayaan dan legitimasi otoritas Gülen itu sendiri, identitas dan energi jaringan kepemilikan Pencerahan Gülen, serta kesiapan berdemonstrasi dalam jangka panjang untuk mendengar masyarakat di berbagai tingkatan. Dukungan di dalam masyarakat Turki untuk Gülen dan Pencerahan Gülen tidak menurun sehubungan dengan mening-katnya apresiasi publik terhadap kerja mereka karena tidak mementingkan diri sendiri dan tidak memecah-belah. Kegiatan operasional mereka bersifat konsultatif dan transparan.
Sebaliknya, elite dominan dan kelompok kepentingan di Turki memberikan tekanan pada arena politik Turki dalam berbagai tingkat pengaruh secara terselubung (dari balik dinding dan pintu tertutup). Selain itu, jika mereka menghendaki kontrol atas peraturan dan mekanisme pengambilan keputusan, tujuannya untuk kepentingan mereka sendiri, bukan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, sikap dan perilaku mereka secara luas diakui sebagai elitis dan otoritarian, yaitu sebagai antidemokratisasi. Upaya mereka untuk mendiskreditkan Pencerahan Gülen merupakan sebuah strategi untuk membenarkan tindakan represi. Semakin besar kontrol mereka atas arus informasi dan media, memberikan mereka sebuah keuntungan struktural. Namun, mereka telah gagal dalam menarik simpati publik.
Sebaliknya, Pencerahan Gülen melihat norma dan praktik demokrasi sebagai satu-satunya bentuk pemerintahan yang paling layak untuk masyarakat kontemporer. Para partisipan Gülen telah membantu memodernisasi dan mengonsolidasikan berbagai institusi demokratis sehingga hak dan kebebasan individu dilindungi. Pencerahan Gülen menegaskan tidak satu pun kelompok, bangsa atau budaya memonopoli norma dan praktik demokrasi. Untuk menyebarkan ide dan nilainya, Pencerahan Gülen mengorganisasi konferensi, platform, perjanjian kerja sama dan menggunakan outlet media terbuka di dalam dan di luar Turki. Mereka juga mendorong pertukaran gagasan, kebiasaan diskusi, negosiasi, dan akomodasi yang dibutuhkan untuk mendukung dan mengamankan norma-norma demokrasi.
Pencerahan Gülen tidak berupaya memaksimalkan ke-untungan aktornya di dalam keputusan politik. Mereka bekerja hanya di dalam kerangka hukum baik di Turki ataupun di luar. Para partisipan tidak berkonflik dengan sistem dan peraturan yang ada. Layanan yang mereka berikan juga bukan sebuah kompetisi dengan para pihak penentang yang selama ini mengontrol kegiatan sosial atau untuk penciptaan ketidakseimbangan kekuasaan (baru). Kerja Pencerahan Gülen berfungsi sebagai sebuah pengali simbolik. Keberhasilan layanannya sebagai produk sampingan mengharuskan proteksionis dominan untuk membenarkan maksud mereka. Hal ini memperlihatkan kelemahan mereka dan mempertanyakan akses khusus mereka atas sumber daya negara dan proses politik.
Apabila klaim proteksionis untuk melayani bangsa ini benar, maka perjuangan yang mereka serukan terhadap radikalisme dan separatisme agama akan setimpal dengan perjuangan mereka terhadap korupsi di Turki. Pencerahan Gülen melalui inisiatif pendidikannya, organ medianya, melakukan penolakan nyata terhadap mereka yang melakukan kekerasan dan koersif. Seruannya untuk dialog antarbudaya dan antarkepercayaan serta kerja sama atas proyek dan layanan secara bertahap, dengan berjalannya waktu, menciptakan perubahan sikap publik terhadap definisi yang dilontarkan oleh kelompok proteksionis tersebut. Sebaliknya pengertian dari Pencerahan Gülen memperoleh penerimaan di tingkat nasional dan internasional. Hal ini, tentu mengganggu kelompok proteksionis sehingga mereka harus memberi ’pengertian’ terhadap Gülen. Oleh karena itu, berbagai pertemuan Gülen dengan kepala negara, politisi atau pejabat atau otoritas lainnya baik tingkat lokal atau negara meminta agar ia hanya menjadi seorang ulama dan pemimpin masyarakat sipil seperti pada umumnya.
Akan tetapi, berbagai proyek dan institusi Pencerahan Gülen yang terkait dengan hakikat dan skalanya, berhasil membentuk inisiatif sipil. Mereka tidak secara sempit melihat ’agama’ atau ’Islam’ untuk menekan mereka. Karena layanan Pencerahan Gülen merupakan bentuk yang terpadu dan inklusif yang menjadi bagian dari sebuah negosiasi terus-menerus atas pengertian di dalam arus pemikiran utama masyarakat. Pencerahan Gülen sejak permulaan telah menolak ajaran yang eksklusif yang didasarkan pada politik ’identitas’ sebagai intoleran secara potensial dan sebuah jalan untuk mengalahkan fundamentalisme. Berbagai jajak pendapat independen telah memperlihatkan bahwa mayoritas publik di masyarakat Turki dan non-Turki mendukung dan membuktikan kerja dan nilai-nilai yang diusung Pencerahan Gülen. Gerakan ini umumnya dipandang sebagai aktor pinggiran yang unik. Oleh karena itu, aktor budayanya telah berperan sebagai mediator dan membantu memformulasi kebutuhan sosial sebagai solusi nyata di tingkat otonomi individual. Hal ini dapat mempersiapkan jalan untuk pengembangan dan integrasi individu ke dalam dunia kontemporer. Mereka menjalani proses pembelajaran yang bekerja melalui persetujuan dan konsensus dan membantu mengem-bangkan transformasi yang bertahap dan terus-menerus.
Akan tetapi, kelompok kepentingan di Turki menentang transformasi modernisasi atau pembangunan norma demokratis di negara ini. Mereka menghendaki untuk mempertahankan status quo dan berupaya menegakkan mekanisme sebuah masyarakat tertutup sepanjang yang mereka dapat lakukan. Oleh karena itu, mereka terus melakukan kontrol yang sewenang-wenang, menghambat atau menunda proses demokrasi ketika hal ini sesuai dengan kepentingan mereka. Termasuk mereka menuduh bahwa Pencerahan Gülen tidak sah atau memiliki niat terselubung.
Tetapi organisasi masyarakat sipil yang berada di bawah inspirasi Gülen terinstitusionalisasi secara sah di Turki dan di luar negeri. Kebijakan ini telah menghancurkan berbagai persoalan di tengah rakyat dari seluruh lapisan masyarakat dan mengarahkan banyak individu untuk mengevaluasi kembali polarisasi irasional di masyarakat Turki. Hal ini telah merombak dan membangkitkan energi kolektif melalui pengembangan identitas baru dan berbagai proyek layanan baru. Selain itu juga telah menggerakkan jaringan komunikasi setiap hari dan memperbanyak jumlah intelektual dan profesional baru. Bagi semua pihak alasan ini benar untuk mengatakan pandangan dan layanan Pencerahan Gülen memang secara tidak langsung memengaruhi perspektif politik dominan tetapi mereka tidak melanggar hukum atau institusi Turki (atau negara lain). Pada tahun 2006, pengadilan menyatakan bahwa tuduhan konspirasi terhadap Gülen tidak terbukti dan dengan demikian kasusnya dibatalkan. Gülen dinyatakan tidak bersalah.
- Dibuat oleh