Pencerahan Fethullah Gülen Sebagai Aktor Masyarakat Sipil
Melalui hak hukumnya mereka dapat bertindak untuk memperbaiki kualitas kehidupan mereka sendiri dan yang lainnya. Asosiasi dengan Pencerahan Gülen bersifat sukarela di mana setiap individu memilih secara bebas untuk menggabungkan asosiasi dan proyek layanannya tanpa dipungut biaya.
Gerakan ini melibatkan energi mereka untuk melaksanakan agenda pembangunan mereka sendiri. Organisasi Gerakan Sosial (SMO) tidak berkonflik dan melawan aparat pemerintahan. SMO menegaskan kohesi sosial dan paham mendahulukan kepentingan publik (altruism) yang diorganisasi secara kolektif. Mereka tidaklah komersial, tujuan mereka adalah melayani publik sesuai dengan aturan perundang-undangan. Mereka meramu bentuk organisasi privat dan tindakan-tindakan sosial. Pencerahan Gülen telah membuktikan dirinya sendiri sebagai jalan ketiga yang membangun ’modal sosial’ di Turki dengan mendorong partisipasi sukarela dan daya kompetisi di dalam layanan sipil dan jaringan nonpolitik. Organisasi sukarelanya didukung oleh pengertian moral dan menawarkan ruang bagi warga negara untuk mendidik diri mereka sendiri dan membantu orang lain. Oleh karena itu, asal-usul, sumber daya, target, tindakan dan karakteristik umum SMO di bawah inspirasi Gülen membuktikan mereka sebagai sebuah inisiatif sipil dan gerakan masyarakat sipil.
Pencerahan Gülen memiliki orientasi mempertahankan tatanan yang ada. Dalam hal ini, kegiatannya tetap di dalam batas-batas sosial dan struktural dan hal ini tidak memperlihatkan pertentangan sosial dan sumber daya atau nilai yang berselisih. Pencerahan Gülen tidak berdiri untuk bereaksi atas kontrol dan legitimasi sistem atau norma yang sudah ada dan bukan pula merupakan wahana untuk ekspresi dari para partisipan tentang kurang memadainya asimilasi atas norma-norma ini. Jenis layanan yang didorong oleh Gülen menghendaki tindakan dan memperhatikan hubungan di dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan ini berlangsung di tingkat kehidupan dan tidak melanggar peraturan yang ada sehingga Pencerahan Gülen selalu tetap bersifat nonkonflik.
Akan tetapi, bukan berarti bahwa Pencerahan Gülen mendukung kebijakan atau mekanisme yang mengatur kontrol sumber daya yang bernilai. Dengan kata lain, hal ini bukan sebuah gerakan partisan. Hal ini tidak membela keuntungan yang dinikmati oleh satu kelompok (baik secara etnis, agama, sosial atau politik) untuk menjamin bagian yang lebih baik bagi mereka dari sumber daya (negara). Hal ini bersama-sama menghindari politik formal yang memiliki tujuan tertentu yang terselubung dalam tujuan dan aktivitas layanannya.
Tujuan terselubung ini tidak dapat diwujudkan jika Pencerahan Gülen tidak mempromosikan sebuah identitas khusus yang mengisolasinya dari masyarakat yang lebih luas. Pencerahan Gülen tidak dapat diidentifikasi sebagai sebuah sekte agama. Hal ini tidak membentuk sebuah entitas yang berbeda di dalam Islam atau Turki. Hal ini tidak dibedakan sehubungan dengan kepemilikan kitab suci sendiri, atau modifikasi dalam kepercayaan atau praktik ritual. Hal ini tidak memiliki kepemimpinan formal, tidak ada tokoh atau semacam hierarki orang suci lainnya. Tidak ada upacara inisiasi untuk menandai afiliasi, atau tidak memiliki kostum atau lambang yang membedakan atau tanda-tanda lain dari sebuah kelompok tertutup. Hal ini tidak menawarkan balasan atau hasil yang tidak dapat dicapai dalam kehidupan riil oleh cara biasa individu dan upaya manusia kolektif.
Otoritas Gülen sendiri bahkan bukan di dalam tingkat ter-sakralisasi baik oleh dirinya sendiri atau para partisipan Pencerahan. Dia tidak pernah berperilaku atau dituduh berperilaku secara tidak bertanggung jawab atau sewenang-wenang. Dia tidak memerintahkan atau mendorong orang lain dalam tindakan penyimpangan, kekerasan atau penyalahgunaan lainnya. Pengajarannya mencakup akidah, agama, etika, logika kesehatan psikologis, keterbukaan afektif dan berbagai refleksi filsafat khususnya atas pendidikan. Mereka tidak memiliki unsur eksentrik atau pengertian yang kaku, yang tidak dikenal menurut arus utama umat Islam atau pengamat luar Islam. Para partisipan gerakan tidak dianggap sebagai sebuah kelompok agama yang berbeda baik di Turki maupun di luar negeri.
Pencerahan Gülen tidak dapat diidentifikasi sebagai sebuah kelompok atau faksi yang digolongkan pada versi ideal tertentu (atau mitos) masa lalu. Gülen tidak mengajarkan sebuah pemahaman masa lalu dengan mimpi untuk merestorasi kesultanan atau monarki atau model lain seperti itu pada masa sekarang. Dia tidak pernah melihat masa lalu sebagai sebuah strategi untuk penegakan tatanan politik masa sekarang atau tidak memper-timbangkan sebuah model baru yang didasarkan pada masa lalu dapat atau harus direstorasi kembali.
Namun, dia menawarkan berbagai model perbaikan diri dan transformasi sosial. Dia mencari cara dan tujuan untuk berjalan secara progresif di luar apa yang ada di masa lalu. Dia secara empatik menolak gagasan tentang komunitas atau kewarga-negaraan yang didasarkan pada identitas rasial, etnis, budaya atau agama yang homogen yang sesungguhnya ada atau difantasikan telah ada di masa lalu. Akan tetapi, dia mendorong adanya keragaman sebagai sebuah sumber, kekayaan di dalam masyarakat. Oleh karena itu, Pencerahan Gülen tidak mengundang untuk sebuah penerbangan ke dalam mitos identitas sebagai sebuah ilusi pelarian sementara seorang individu secara magis dibebaskan dari tanggung jawab tindakan dalam kompleksitas hubungan sosial. Hal ini menegaskan pengertian tindakan sosial sebagai kapasitas untuk eksistensi dan hubungan manusia yang diciptakan secara sadar. Hal ini merupakan sebuah karakteristik penting dan berbeda dari Pencerahan Gülen. Dengan kata lain tidak ada potensi di dalam Pencerahan Gülen untuk masuk ke dalam sebuah penyederhanaan yang mengabaikan atau membatalkan seorang individu untuk identitas komunitas yang sesuai. Hal ini tidak akan melewati prasosial, menarik ke dalam sebuah sekte dan terpecah ke dalam anakronisme, mitos utopia atau fantasi inkarnasi magis.
Pencerahan Gülen tidak memiliki organisasi dominan, atau terpusat yang mengeluarkan atau menekankan sebuah doktrin yang seragam. SMO-nya berada di dalam kontak informal dekat tetapi secara institusional dan operasional independen. Relawan yang bekerja di dalam berbagai proyek yang sangat beragam dan independen dari Pencerahan Gülen adalah orang-orang dengan latar belakang pendidikan yang baik dan aman serta sebagian besar sarjana atau pascasarjana yang memberikan secara bebas waktu dan keterampilan mereka untuk memberikan layanan yang dibutuhkan. Mereka bukan sebagai partisipan yang memutuskan hubungan dengan mitra sosial atau menghentikan hubungan dengan dunia luar, atau keluar dari rangkaian tindakan alternatif yang terbuka bagi mereka. Mereka beroperasi di dalam kesadaran komitmen mereka untuk bidang sosial tempat mereka berada atau melayani dan dengan itu mereka berinteraksi. Mereka berbagi dengan anggota masyarakat lain sekumpulan masalah umum dan alasan umum. Mereka menegaskan perbedaan yang timbul karena kesukuan, kepercayaan, kebiasaan dan tradisi adalah suatu kekayaan dan harus dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, diterima dan diapresiasi di dalam hubungan yang saling menghormati dan damai.
Pandangan Pencerahan Gülen ditentang dengan memojok-kannya ke dalam struktur berbasis komunitas eksklusif yang akan menimbulkan pembagian ideologis dan ontologis yang tidak dapat diatasi di tengah masyarakat. Namun, Gülen tidak menghendaki sebuah permulaan yang panjang, disiplin yang kaku dan intrusi ke dalam sebagian besar atau bahkan seluruh aspek kehidupan para partisipannya. Hal ini menegaskan dilema membangun kehidupan sosial dalam sebuah sistem yang kompleks dan menyambut baik tanggung jawab untuk bekerja melalui berbagai dilema. Berbagai upaya di dalam bidang pendidikan, masalah-masalah antar-kepercayaan dan antarbudaya dan berbagai proyek dan institusi altruistik transnasional, membuktikannya mampu memproses infor-masi dan realitas yang muncul. Sebagian dari mereka memainkan peranan secara damai untuk membahas masalah-masalah global dan mengidentifikasi tujuan bersama. Mereka bekerja sama antara satu dengan yang lain dan saling menghormati perbedaan yang tidak dapat dihilangkan.
Pencerahan Gülen tidak memiliki sebuah ideologi kaku yang mengklaim mampu mendefinisikan dan mengontrol bidang sosial tertentu. Mereka tidak muncul sebagai nonpartisipan dalam pengertian negatif. Mereka juga tidak mencari kambing hitam internal atau eksternal agar dapat mengubah energi agresif menjadi dirinya sendiri atau ke arah luar untuk sebagian ’orang lain’, individu atau kelompok. Mereka juga tidak membangkitkan musuh yang jauh sehingga menciptakan mitos, ideologi, dan ritual. Ketika tindakannya tidak diarahkan ke arah musuh khayalan, maka sistem Pencerahan Gülen tidak membatasi sebuah mobilisasi agresif dan noninstitusionalisasi. Mereka tidak menuntut sesuatu yang tidak sesuai dengan realitas lokal atau pelanggaran atas batas-batas tuntutan sistem (di tingkat nasional atau internasional) yang dapat memicu konflik. Para partisipan dan relawannya mempunyai etika tanggung jawab yang dikombinasikan dengan spirit kompetitif dalam membangkitkan mobilitas ke atas. Mobilitas ini terbuka bagi semua karena masuk dan ke luar dari sebuah proyeknya selalu sukarela dan bebas biaya.
Daya kompetisi untuk memberikan layanan yang lebih baik didorong oleh adanya solidaritas primer—individu yang dipekerjakan di SMO berdasarkan pada kompetensi profesional dan bukan berdasarkan pada faktor senioritas di dalam Pencerahan Gülen. Perubahan dalam personel ini tidak hanya membawa pikiran dan energi yang segera ke dalam sebuah proyek tetapi juga mencegah timbulnya pemimpin yang kaku secara dogmatis atau ideologis. Selain itu Pencerahan Gülen tidak membangun sebuah citra diri yang idealistis dengan nilai-nilai eksklusif serta menghindari mitos sebagai sebuah pelarian.
Definisi tentang tujuan umum dan tujuan khusus keduanya ditekankan untuk memastikan kualitas dan legitimasi baik cara maupun tujuan serta pencapaian dan akuntabilitas berbagai proyek yang dilaksanakan relawan Pencerahan Gülen. Faktor-faktor ini dengan jelas membedakan Pencerahan Gülen dari pemujaan dan sekte atau jenis aktor kolektif lain yang tertutup atau eksklusif.
Pencerahan Gülen berupaya untuk bertindak sebagai sebuah agen rekonsiliasi di tengah masyarakat. Berbagai upaya dilakukan dengan cara dan tujuan yang sah, terformalisasi dan terlembaga. Oleh karena itu, Pencerahan Gülen hadir dan dipersepsikan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan multikulturalnya yang melandasi berbagai proyeknya. Hal ini semakin memperluas dan memperkuat saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Upaya konsensus di antara komunitas melegitimasi berbagai proyek transnasional sehingga Pencerahan Gülen tidak menyimpang ke dalam fundamentalisme dan sektarianisme. Pencarian dan keterlibatan kolektif untuk kesejahteraan di dunia dan di akhirat di dalam Pencerahan Gülen tidak pernah muncul dalam bentuk militansi atau sektarianisme.
Praksis sosial Pencerahan Gülen fokus pada peranan dan kebutuhan setiap individu yang menegaskan refleksivitas diri dan realisasi diri. Pencerahan Gülen membahas dimensi individual dalam kehidupan sosial. Kemudian, mereka juga melakukan hal itu melalui berbagai produk yang ditawarkannya sehingga mampu memengaruhi seluruh masyarakat. Ruang dan tingkatnya yang merupakan bentuk tindakan sosial baru bukanlah ruang atau kekuasaan politik, ruang pemerintahan atau rezim. Mereka mendidik dan menyosialisasi individu tanpa mengindivi-dualisasikan dan memolitisasikan sesuatu. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa bukan individu atau sistem saja yang mengalami perubahan, namun lebih jauh dari itu perubahan terjadi pada seluruh tingkatan pada waktu yang sama dan cara yang sama, meskipun perubahan menghendaki waktu, pengorbanan, komitmen dan kesabaran. Hal itu dapat dicapai hanya melalui pendidikan, perdamaian dan kerja sama dari warga negara yang memiliki pemikiran yang sama serta peradaban yang toleran secara timbal-balik.
Para partisipan gerakan terikat dengan sistem politik di mana mereka berada dan memperlihatkan ketidaktertarikannya dalam memperoleh pengaruh dari aparat negara. Pencerahan Gülen mengadopsi berbagai bentuk tindakan dan organisasi yang bertanggung jawab dan disesuaikan dengan mediasi politik oleh sistem politik tanpa harus menjadi bagian dari sistem politik tersebut. Meski demikian, para partisipan tidak bisa pula disebut sebagai kelompok oposan.
Pencerahan Gülen merepresentasikan pemahamannya melalui organisasi masyarakat sipil (SMO) yang formal dan terlembaga. Institusi ini sebagian besar bergerak di bidang pendidikan. Mereka tidak berpihak kepada partai politik atau masuk di dalam perselisihan dan retorika yang sama. Penghindaran permusuhan politik secara sadar ini direfleksikan dalam evaluasi Gülen atas sejarah Turki. Dia tidak mempertimbangkan suatu tindakan sah atau tidak karena hal itu akan memperoleh keuntungan bagi pihak tertentu. Dia juga tidak sependapat bahwa mengubah partai di dalam kekuasaan dapat mengubah segala sesuatu dan menyelamatkan bangsa ini. Oleh karena itu, Pencerahan Gülen tidak membentuk aliansi dengan partai politik.
Kebalikan dengan partai politik, partisipasinya dalam berbagai proyek sosial dan kehidupan sosial memperlihatkan tidak ada kepentingan dalam hierarkisme atau keuntungan jangka pendek. Ia berkeyakinan bahwa Islam tidak membutuhkan sebuah negara atau partai politik untuk selamat, tetapi membutuhkan orang-orang terdidik, sistem demokratis dan makmur secara finansial. Selain itu, gagasan Gülen berbeda dari kelompok Islam lain, ia yang menegaskan bahwa Turki dan umat Muslim Turki perlu masuk ke dalam proses global dan menjadi arus utama pada ekonomi pasar. Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya pengembangan intelektual dan saling menghormati.
Gülen menentang instrumentalisasi agama dalam politik dan tidak pernah menyerukan partisipasi langsung dalam partai politik. Dia orang yang menentang pihak yang telah mereduksi Islam menjadi sebuah ideologi dan menciptakan citra negatif atas Islam. Dia membedakan dengan jelas antara Islam, agama dan Islamisme, dan ideologi politik. Gülen mengatakan bahwa memolitisasi agama merusak lebih cepat terhadap agama daripada kepada negara.
Dia meyakini agama menangani semua persoalan dalam berbagai aspek kehidupan dan eksistensi yang abadi sementara sistem politik, sosial, dan ekonomi atau ideologi hanya dapat menangani sebagian aspek kehidupan duniawi. Baginya, memolitisasi agama akan mengubah hubungan sakral manusia dan Tuhan Yang Maha Suci ke dalam sebuah ideologi. Dampaknya agama hanya untuk dibicarakan di depan publik berkenaan dengan berbagai masalah politik yang memengaruhi kehormatan dan kesejahteraan manusia, pelayanan lingkungan, keadilan sosial dan perdamaian dengan pemahaman yang sempit. Dampak pemahaman ini juga adalah kerangka kerja berbagai kelompok kekuasaan yang saling berkompetisi dapat memecah belah komunitas, bukan menyatukannya. Para partisipan gerakan sebagai warga negara secara aktif dan bertanggung jawab dapat menjalankan hak politiknya tetapi bukannya loyalis satu partai politik tertentu.
Gülen tidak hanya secara langsung mengkritisi totalisasi karakter ideologis pemikiran Islamis dan praktik-praktiknya tetapi juga berpendapat secara konsisten mendukung demokrasi dan modernisasi serta konsolidasi proses demokrasi, seperti pemilu bebas dan prinsip lain dalam inti demokrasi liberal sekarang ini. Dia menegaskan bahwa Islam menyuruh pemerintahan yang didasarkan pada kontrak sosial. Islam mengembangkan peraturan hukum dan menolak penindasan terhadap kelompok masyarakat tertentu. Konsekuensinya, setiap Muslim harus meningkatkan tindakan untuk keadaan masyarakat yang lebih baik sesuai dengan kesepakatan masyarakat—semua ini adalah melengkapi demokrasi dan bukannya mencederai demokrasi.. Rakyat memiliki birokrasi dan membangun sebuah lembaga perwakilan untuk memper-juangkan masalah-masalah umum dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengawasi kinerja administrasi pemerintahan. Pandangan Islam ini dapat memainkan peranan penting di dalam dunia Islam dengan memperkaya bentuk demokrasi di tingkat lokal dan memperluasnya sehingga rakyat mampu mengembangkan pemahaman tentang hubungan antara dunia spiritual dan material.
Gülen juga menegaskan demokrasi harus terus berkembang. Apabila manusia dianggap secara keseluruhan tanpa mengabaikan dimensi spiritual keberadaannya, maka demokrasi dapat mencapai kesempurnaan dan membawa kebahagiaan secara kemanusiaan. Prinsip-prinsip Islam tentang persamaan, toleransi, dan keadilan dapat memberi kontribusi terhadap hal ini. Dia berpendapat bahwa moralitas individu penting untuk membangun dan memperkuat sebuah ‘tatanan politik yang adil.’ Dengan demikian, daripada membiarkan Turki tetap sebagai masyarakat tertutup, Gülen mendukung inisiatif untuk sebuah masyarakat demokrasi, pluralistik, dan merdeka.
Seperti dengan moralitas dan pembangunan, pemikiran ke depan dari Gülen adalah sebuah reformulasi kontemporer atas pengajaran arus utama klasik dari para ulama Sufi seperti Rumi. Dia menegaskan pengembangan hati dan pikiran melalui pendidikan, keterlibatan secara proaktif dan positif dengan dunia modern dan melakukan dialog dan spirit kerja sama lintas batas agama, komunitas, kelas sosial, dan kebangsaan. Gülen telah melakukan berbagai usaha untuk membangun dialog antara berbagai pandangan, budaya, agama, dan kelompok etnis di Turki dan dunia pada umumnya.
Walaupun Gülen dan pemikirannya berakar pada sebuah visi yang berorientasi kepercayaan atas dunia, berbagai upayanya atas dialog memperluas pengaruhnya di luar lingkaran agama. Dia mendukung perdamaian, saling menghormati dan dialog dengan berbagai etnik minoritas di dalam Turki dan dialog antarbangsa sebagai sebuah bagian integral dunia dan menjadi umat Muslim Turki yang baik. Inilah dasar dukungannya untuk ikatan terhadap Barat dan keanggotaan penuh dan integrasi ke dalam Uni Eropa. Dia menegaskan masyarakat Turki dapat memperoleh manfaat dari pencapaian pengetahuan rasional di Barat. Sebaliknya, banyak dari lingkaran proteksionis agama dan sekuler telah menentang pendekatan dengan Barat. Kerja Pencerahan Gülen di Turki telah memberi kontribusi besar atas perubahan sikap publik atas nilai tentang pendekatan ini.
Gülen juga berpendapat bahwa mengombinasikan tujuan industrialisasi dan pembangunan ekonomi dengan bentuk partisipasi tanpa ketergantungan (non-dependent) di dalam sistem dunia dapat dicapai melalui proses demokratisasi Turki. Dalam pendapatnya, demokrasi dan pembangunan saling interdependen dan sama pentingnya, tetapi demokrasi mendahului pembangunan. Dia menginspirasikan para partisipan Pencerahan Gülen untuk memperjuangkan sebuah masyarakat yang bebas dari kelaparan, kemiskinan, ketimpangan (gross inequalities) dalam kekayaan dan peluang serta penindasan hak-hak sipil. Dia mengajarkan hal ini dapat dicapai hanya apabila diiringi oleh pembangunan ekonomi, meningkatnya partisipasi sipil dan politik, hak-hak yang sama dan rasa hormat atas kebebasan sipil dan budaya. Dia tidak hendak melakukan perubahan dan mengarahkan pada penurunan partisipasi atau isolasi dari sistem dunia. Rute yang sama dan andal terhadap transformasi institusi dan menempatkan cara berpikir adalah melalui pendidikan, interaksi, kolaborasi dan konsensus—bukan diarahkan kepada cara-cara kekerasan atau koersif.
Inilah mengapa Gülen mendorong anggota masyarakat meng-hormati negara dan organisasi negara agar tujuan idealnya dapat tercapai. Dia telah mengkritisi provokasi yang mengarah kepada ketegangan sosial dan kekerasan di Turki atau di tempat lain. Bahkan ketika berbicara mengenai politisi yang korup, politik partai yang busuk dan penanganan yang tidak jujur, anggota harus berhati-hati bersikap agar tidak mengikis rasa hormat masyarakat atas sebuah organisasi negara, otoritasnya dan nilai-nilainya yang benar.
Dia menegaskan gerakan dan tindakan anarkis dapat meng-hancurkan perdamaian, kebebasan berargumen, kebebasan beragama dan tegaknya supremasi hukum. Tindakan anarkis dapat mengakibatkan negara dalam keadaan tidak teratur dan tidak menentu. Oleh karena itu, dia menganggap rasa hormat kepada negara dan berbagai institusinya sebagai sebuah kewajiban warga negara. Inilah pilihan lain yang menjauhkan Pencerahan Gülen dari tindakan politik.
Dia menegaskan bahwa kurangnya pengetahuan dan persoalan-persoalan mengenai produksi dan kontrol pengetahuan merupakan masalah inti di dunia. Inilah sebuah masalah yang tidak dapat dipecahkan melalui partai politik tetapi melalui pendidikan. Pendidikan adalah kunci untuk menjadikan seorang individu agar lebih baik, produktif dan bermanfaat apakah dia itu Muslim atau bukan. Dia meyakini sains, kemanusiaan dan agama dapat meningkatkan dan melengkapi satu dengan lainnya.
Filosofi pendidikannya bertujuan untuk pencerahan personal dan meletakkan penekanan yang sama pada nilai-nilai etika dan pelatihan yang baik dalam sains sekuler. Tujuan utama pendidikan di sekolah-sekolah di bawah inspirasi Gülen adalah memastikan rasa hormat terhadap tujuan dan nilai etika yang universal, nilai-nilai yang diakui dan diterima dalam seluruh tradisi budaya. Sekolah-sekolah ini tanpa pengecualian mengikuti kurikulum yang ditentukan oleh negara dan diinspeksi oleh otoritas lokal. Sekolah-sekolah ini tidak pernah berupaya mengajarkan sebuah ideologi tertentu atau lebih mempersiapkan landasan untuk menguasai kekuasaan melalui aktivisme politik.
Sebelum dan sesudah 9/11, Gülen mengutuk terorisme dalam pernyataan publik yang jelas dan berani serta berkomentar secara komprehensif dan dengan sangat lihai atas berbagai masalah relevan. Dia menjelaskan bahwa berbagai prinsip utama tentang agama sepenuhnya bertentangan dengan penafsiran politik dan ideologi yang membolehkan tindakan terorisme. Prinsip utama ini harus diajarkan kepada umat Muslim dan umat lain melalui sistem pendidikan. Dia mendorong administrator, layanan inteligensi, ilmuwan dan pemimpin komunitas untuk mengidentifikasikan tidak hanya sumber-sumbernya tetapi juga faktor-faktor yang mendorong di balik tindakan teroris. Dia juga menegaskan bahwa ada organisasi multinasional yang terbuka dan tertutup yang diarahkan untuk kehancuran dan gangguan atas kecemasan dan rasa takut di masyarakat.
Meskipun dengan pernyataan yang eksplisit dan sekitar empat puluh tahun proyek layanan dijalankan oleh Pencerahan Gülen, tetapi tuduhan masih saja dialamatkan kepada Pencerahan Gülen yang memiliki sebuah agenda tersembunyi. Gülen telah merespons bahwa dia dan seluruh umat Muslim ortodoks atau Sunni menolak tindakan subversi atau memecah belah dalam akidah dan muamalah mereka. Dengan demikian ia tidak sependapat dengan pemikiran kelompok-kelompok tertentu mengenai aksi terorisme. Pencerahan Gülen sangat eksplisit dalam kritiknya tentang berbagai kondisi di negara-negara yang memiliki pemahaman Islamis dan juga fundamentalis/anarkis.
Perkembangan institusi politik di Turki tertinggal di belakang perubahan sosial dan budaya karena keterbelakangan sistem, birokrasi, partisan dan stagnasi prosedural serta kurangnya personel yang mumpuni. Dengan mewujudkan hal ini, Gülen mendorong anggota masyarakat untuk menggunakan hak-hak konstitusional mereka untuk melayani masyarakat secara konstruktif dan altruistik. Pencerahan Gülen membangkitkan nilai-nilai altruistik, dinamika pelayanan dan kebajikan yang berakar di dalam tradisi lokal untuk mengisi ketim-pangan yang ditinggalkan oleh kebijakan dan diskriminasi pemerintah. Tujuannya adalah mengembangkan afiliasi sebelumnya ke dalam sistem hubungan baru yang lebih mendalam. Selain itu, akan mendorong terjadinya transfer sumber daya untuk manfaat dari sebuah tujuan baru. Dengan berjalannya waktu, hal ini telah menciptakan suatu gerakan sosial transnasional baru yang mampu memanfaatkan sumber daya baru untuk pendidikan dan perdamaian sosial melalui tindakan altruistik.
Di dalam Pencerahan Gülen tindakan sukarela dibenarkan melalui keyakinan bahwa tindakan untuk memberi manfaat orang lain adalah benar dan baik serta ada kewajiban moral untuk mem-perlakukan orang lain secara benar. Pemahaman ini merupakan kepercayaan secara terbuka yang memberi kesempatan kepada Pencerahan Gülen untuk melihat dunia sebagai sebuah pasar di mana manusia dapat berkompetisi untuk mendapatkan keridaan Allah. Secara maksimal hal itu untuk melayani manusia, melayani Tuhan sebagaimana disebutkan bahwa ”Orang terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi umat manusia.” Layanan altruistik pihak lain dilihat sebagai alternatif dan hambatan untuk kepentingan egoistik, dan pemulihan atas perbedaan, konflik dan kekerasan sosial.
Pencerahan Gülen mampu memobilisasi orang-orang dalam jumlah besar baik di dalam maupun di luar Turki. Walaupun ada di antara mereka yang memiliki keterbatasan finansial, waktu, pemi-kiran, energi dan keterlibatan aktif untuk layanan kolektif. Hakikat dari sukarela, partisipasi, dan kerja sama kolektif di dalam tindakan adalah karakteristik yang membedakan layanan yang ditawarkan oleh Pencerahan Gülen.
Berbagai proyek diwujudkan melalui jaringan teman informal, terdesentralisasi, transparan, asosiasi bisnis, dan orang berpikiran lain yang dikumpulkan di sekitar tujuan khusus. Proyek, layanan, institusi dan inisiatif Pencerahan Gülen didukung oleh berbagai individu dan juga institusi dan bisnis. Tindakan sukarela bertujuan menghasilkan berbagai manfaat atau keuntungan bagi subjek selain dari relawan. Inilah yang menjadi sebab mengapa Pencerahan Gülen secara luas diketahui sebagai hizmet atau layanan untuk orang lain.
Sebuah karakteristik penting dari bentuk tindakan altruistik (mementingkan orang lain) dan Pencerahan Gülen adalah aspek sipilnya. Hal ini memberikan lebih banyak peluang untuk partisipasi dalam tindakan kolektif daripada afiliasi politik. Tindakan altruistik menunjukkan keanggotaan di dalam ekspansi transnasional Pencerahan Gülen ke dalam berbagai komunitas yang berbeda dan juga di dalam pengembangan layanannya yang membawa para partisipan dalam kontak dengan orang-orang dari berbagai segmen masyarakat yang berbeda. Dalam berinteraksi, para partisipan dapat berinteraksi di dalam tindakan kolektif, belajar bernegosiasi, merepresentasikan berbagai argumen, fleksibelitas dan mengakomodasi perbedaan, serta membangun kesepakatan.
Wacana dan tindakan Pencerahan Gülen membentuk kesadaran yang akan memberi kontribusi terhadap perkembangan demokrasi di masa depan di Turki. Seruan Gülen atas demokratisasi adalah mendefinisikan ulang atas objek sosial-budaya dan peraturan perundang-undangan sebagai basis utama untuk mengatur hubungan negara–masyarakat yang secara simbolik telah menohok kelompok kepentingan di negara tersebut. Hal ini telah membawa perubahan ke arah masyarakat sipil dan budaya jauh dari politik partai sebagai poin rujukan baru di dalam mentalitas dan sikap rakyat Turki. Daripada politik dan konfrontasi, Pencerahan Gülen fokus pada renovasi sosial dan transformasi ke arah diri individu melalui sains, pendidikan, dialog dan demokrasi dan dengan demikian memberikan stabilitas pada masa-masa yang penuh kekacauan.
- Dibuat oleh